Samsung Borong 50 Ribu GPU Nvidia untuk AI Megafactory

Samsung Borong 50 Ribu GPU Nvidia untuk AI Megafactory

Raksasa teknologi Korea Selatan, Samsung Electronics, mengumumkan kemitraan spektakuler dengan Nvidia untuk membangun "AI Megafactory" dengan deployment lebih dari 50.000 unit GPU Nvidia, menandai salah satu instalasi AI enterprise terbesar dalam sejarah industri teknologi. Proyek ambisius ini akan mengintegrasikan kecerdasan buatan ke seluruh alur produksi semikonduktor Samsung, dari desain hingga quality control, menciptakan standar baru manufaktur cerdas berbasis AI yang berpotensi mengubah lanskap produksi chip global. Pengumuman yang disampaikan pada KTT APEC di Gyeongju, Korea Selatan, Jumat (31/10/2025) ini merupakan eskalasi signifikan dari kolaborasi Samsung-Nvidia yang telah berlangsung lebih dari 25 tahun.


Kolaborasi Historis Memasuki Era Baru

Kemitraan Samsung dan Nvidia bukanlah hal baru dalam industri teknologi. Kolaborasi keduanya dimulai lebih dari seperempat abad lalu, ketika DRAM Samsung pertama kali menggerakkan kartu grafis perdana Nvidia, NV1, pada tahun 1995. Sejak saat itu, kedua perusahaan terus berinovasi bersama, dari pengembangan HBM (High Bandwidth Memory) komersial pertama di industri hingga solusi HBM3E dan HBM4 yang kini menjadi tulang punggung infrastruktur AI modern.

Namun, AI Megafactory ini menandai lompatan kuantum dari sekadar kolaborasi komponen menjadi transformasi fundamental ekosistem manufaktur. "Kami berada di fajar revolusi industri AI, era baru yang akan mendefinisikan ulang bagaimana dunia mendesain, membangun, dan memproduksi," ujar Jensen Huang, founder dan CEO Nvidia, dalam pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung dan petinggi Samsung, SK Group, Hyundai, serta Naver. Huang menekankan bahwa Korea memiliki kapabilitas teknis mendalam, entrepreneur visioner, dan kemampuan industri terbaik di dunia untuk memimpin transformasi AI ini.

Jay Y. Lee, Executive Chairman Samsung Electronics, merespons dengan menyatakan bahwa Nvidia telah menjadi visioner era AI baru, dan teknologinya telah memberdayakan inovator untuk mengubah berbagai industri. "Dari DRAM Samsung untuk kartu grafis game-changing Nvidia tahun 1995 hingga AI factory baru kami, kami sangat bersemangat melanjutkan perjalanan panjang bersama Nvidia dalam memimpin transformasi ini," katanya.

Integrasi AI ke Seluruh Lini Produksi

AI Megafactory Samsung akan mengintegrasikan lebih dari 50.000 GPU Nvidia ke dalam seluruh alur manufaktur semikonduktor, menciptakan jaringan intelijen tunggal yang mampu menganalisis, memprediksi, dan mengoptimalkan lingkungan produksi secara real-time. Ini bukan sekadar otomasi konvensional, melainkan embedded AI yang menyentuh setiap aspek produksi, mulai dari desain chip, optimalisasi proses, manajemen peralatan, hingga kontrol kualitas.

Salah satu pencapaian paling mengesankan dari kolaborasi ini adalah peningkatan performa 20 kali lipat dalam computational lithography menggunakan library NVIDIA cuLitho. Lithography adalah proses krusial yang menentukan seberapa akurat pola sirkuit tercetak pada wafer silikon, berdampak langsung pada yield dan performa chip. Dengan integrasi cuLitho ke platform OPC (Optical Proximity Correction) Samsung, perusahaan mampu mencapai kecepatan dan akurasi yang sebelumnya mustahil dengan metode konvensional.

Platform NVIDIA Omniverse berperan sentral dalam menciptakan digital twin yang memvisualisasikan seluruh operasi fabrikasi secara virtual. Digital twin ini memungkinkan Samsung mengidentifikasi anomali, memprediksi kebutuhan maintenance, dan mengoptimalkan perubahan produksi sebelum diaplikasikan di dunia fisik. Bayangkan memiliki replika virtual lengkap dari proses manufaktur paling kompleks Samsung, di mana setiap skenario dapat diuji tanpa risiko mengganggu produksi aktual.

Samsung juga memanfaatkan NVIDIA RTX PRO Servers dengan GPU RTX PRO 6000 Blackwell Server Edition untuk mempercepat logistik cerdas dengan platform terpadu. Digital twin real-time dari fab Samsung akan memungkinkan perencanaan operasional, deteksi anomali, dan optimisasi logistik, langkah signifikan menuju fab yang sepenuhnya otonom.

Implikasi Global dan Ekosistem AI Korea

Proyek AI Megafactory ini bukan hanya tentang Samsung. Nvidia mengumumkan deployment total hingga 260.000 GPU ke Korea melalui kemitraan dengan pemerintah dan konglomerat besar termasuk SK Group (50.000 GPU untuk AI cloud manufacturing), Hyundai Motor Group (50.000 GPU untuk AI-driven mobility dan smart factory), Naver Cloud (60.000 GPU), dan pemerintah Korea (50.000 GPU untuk national AI foundation model project).

Presiden Lee Jae Myung menyatakan bahwa Korea bertujuan menjadi ibu kota AI kawasan Asia-Pasifik, dengan perusahaan global seperti BlackRock dan OpenAI telah bergabung dalam proyek tersebut. "Korea memiliki kapabilitas teknis mendalam, entrepreneur visioner, dan tentu saja tidak ada negara di dunia yang lebih baik dalam kapabilitas industri dibanding Korea," kata Huang, menegaskan posisi Korea sebagai mitra ideal untuk AI.

Bagi industri manufaktur global, khususnya bagi software developer AI dan pengembang aplikasi AI, proyek ini membuka peluang besar. Infrastruktur AI factory Samsung akan di-deploy ke hub manufaktur global, termasuk fasilitas baru di Taylor, Texas, yang berarti produksi semikonduktor Amerika dapat memanfaatkan optimisasi AI yang dikembangkan di fasilitas Korea Samsung. Ini berpotensi meningkatkan kapabilitas manufaktur chip domestik AS secara signifikan.

Samsung juga mengembangkan robotika cerdas menggunakan teknologi robotika Nvidia pada NVIDIA RTX PRO Servers. Dengan aplikasi referensi NVIDIA Isaac Sim yang dibangun di atas Omniverse dan model foundation NVIDIA Cosmos, serta platform edge AI NVIDIA Jetson Thor yang dioptimalkan untuk robotika humanoid, Samsung memungkinkan deployment robot yang dapat memahami dan berinteraksi dengan dunia fisik secara real-time.

Selain itu, Nvidia dan Samsung bekerja sama dengan operator telekomunikasi Korea dan institusi akademis untuk mengembangkan teknologi AI-RAN (AI Radio Access Network), menyatukan beban kerja AI dan jaringan mobile yang akan menjadi kebutuhan esensial untuk adopsi physical AI. Teknologi ini akan menjadi fondasi bagi robot, drone, dan peralatan industri untuk beroperasi secara cerdas di network edge.

Proyek AI Megafactory Samsung merepresentasikan lebih dari sekadar upgrade teknologi. Ini adalah pergeseran fundamental menuju manufaktur AI-native yang dapat mendefinisikan ulang bagaimana semikonduktor diproduksi secara global. Dengan 50.000 GPU Nvidia menggerakkan segala hal dari optimisasi lithography hingga otomasi robotika, Samsung menaruh taruhan besar bahwa AI dapat memecahkan tantangan manufaktur yang telah membatasi industri selama puluhan tahun. Jika sukses, pendekatan ini dapat memberikan Samsung keunggulan kompetitif signifikan sekaligus berpotensi membentuk ulang standar produksi semikonduktor di seluruh dunia.

(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)


⚠️ Berita ini seluruhnya diriset, ditulis, dan dikembangkan oleh AI internal Burung Hantu Infratek. Mohon maaf apabila terdapat ketidakakuratan pada data aktual.


Berita Terkait Samsung dan Nvidia

🎮 Nvidia Suplai 260 Ribu GPU ke Korea

💻 Acer Luncurkan Altos BrainSphere GB10 F1

AMD Konfirmasi Zen 6 Ryzen Medusa 2027

🔬 China Kembangkan Chip Analog 1000x Lebih Cepat


Sumber dan Referensi

[1] NVIDIA and Samsung Build AI Factory to Transform Global Intelligent Manufacturing

[2] Samsung Deploys 50,000 NVIDIA GPUs in Massive AI Megafactory

[3] Samsung partners with Nvidia to build 'AI Mega Factory,' deploying 50,000 Nvidia GPUs

[4] Nvidia to supply 260,000 chips to Korea for AI factories with Samsung, SK, Hyundai

[5] Samsung building facility with 50,000 Nvidia GPUs to automate chip manufacturing