OpenAI Monetisasi Sora dengan Sistem Berbayar

OpenAI resmi meluncurkan skema monetisasi untuk aplikasi generasi video AI Sora setelah mengakui ekonomi operasional tool tersebut "benar-benar tidak berkelanjutan" dengan model gratis unlimited. Bill Peebles, kepala divisi Sora, mengumumkan pengguna kini dapat membeli 10 generasi video tambahan seharga $4 setelah mencapai batas harian 30 video gratis, menandai langkah strategis OpenAI dalam mencari revenue stream baru di tengah persaingan ketat industri AI generatif. Langkah ini muncul ketika Sora meraih posisi nomor dua aplikasi gratis terpopuler di App Store Apple, membuktikan demand pasar yang luar biasa tinggi untuk teknologi AI video generation yang kini tengah berkompetisi dengan platform seperti TikTok dalam menarik perhatian content creator global.
OpenAI Hadapi Krisis Sustainability Sora
Bill Peebles, kepala divisi Sora di OpenAI, mengungkapkan dalam postingan X bahwa perusahaan sangat terkejut dengan tingginya penggunaan Sora oleh power users. "Kami pikir 30 generasi gratis per hari sudah lebih dari cukup, tapi ternyata kami salah," tulis Peebles pada Kamis malam. Ekonomi operasional Sora yang bergantung pada GPU berkemampuan tinggi membuat model bisnis gratis menjadi tidak sustainable dalam jangka panjang.
OpenAI kini memperkenalkan opsi pembelian tambahan dimana pengguna dapat membayar $4 untuk mendapatkan 10 generasi video ekstra melampaui batas harian. Pengguna ChatGPT Plus yang membayar $20 per bulan tetap mendapat jatah 30 video per hari, sementara subscriber Pro dengan tarif $200 per bulan bisa menghasilkan hingga 100 video harian, meskipun jumlah aktual bisa lebih rendah tergantung konfigurasi yang digunakan.
Peebles menekankan bahwa langkah monetisasi ini ditujukan untuk memberikan fleksibilitas kepada professional creators yang membutuhkan volume produksi tinggi. "Ini akan memungkinkan pro creators kami mendapatkan usage sebanyak yang mereka mau bayar," jelasnya. Namun ia juga memperingatkan bahwa batas gratis 30 video per hari tidak akan bertahan selamanya mengingat keterbatasan ketersediaan GPU.
Lonjakan Popularitas dan Tantangan Teknis
Aplikasi Sora yang menggunakan model Sora 2 telah menjadi fenomena dengan meraih posisi kedua aplikasi gratis terpopuler di App Store Apple, hanya di bawah ChatGPT milik OpenAI sendiri. Kesuksesan ini datang bersamaan dengan peluncuran fitur cameo characters yang memungkinkan pengguna membuat konten AI featuring hewan peliharaan dan objek personal mereka.
Lonjakan popularitas ini menciptakan tekanan besar pada infrastruktur komputasi OpenAI. "Eventually kami perlu menurunkan generasi gratis untuk mengakomodasi pertumbuhan karena kami tidak punya cukup GPU untuk melakukan sebaliknya," ungkap Peebles dengan jujur. Ia berjanji akan transparan ketika pengurangan tersebut terjadi, sambil mengajak pengguna menikmati batas usage yang "gila" selama masih tersedia.
Untuk sementara, OpenAI tampaknya belum khawatir dengan ketersediaan GPU karena perusahaan telah membuka pendaftaran Sora tanpa invite code untuk pengguna di AS dan Kanada. Langkah ini mengindikasikan kepercayaan diri OpenAI dalam menangani lonjakan pengguna, setidaknya dalam jangka pendek.
Strategi Jangka Panjang dan Kontroversi
CEO OpenAI Sam Altman sebelumnya mengungkapkan kekhawatiran tentang potensi aplikasi seperti Sora menjadi terlalu adiktif, mirip dengan masalah yang dihadapi TikTok dan platform media sosial lainnya. "Kami sangat khawatir tentang ini. Aku worry bukan hanya untuk Sora dan TikTok, tapi juga ChatGPT yang mungkin adalah masalah known yang bisa kami design dengan hati-hati," ujar Altman dalam sesi Q&A.
Peluncuran Sora tidak lepas dari kontroversi. Cameo, perusahaan pembuat video personalized dari selebriti, menggugat OpenAI atas penggunaan nama "Cameos" untuk fitur premier Sora. OpenAI membantah bahwa pihak manapun dapat memiliki eksklusivitas atas kata "cameo." Perusahaan juga berulang kali membatasi jenis konten yang bisa dihasilkan pengguna setelah muncul kekhawatiran tentang pelanggaran intellectual property dan penggambaran tokoh sejarah.
OpenAI juga berencana memberikan kontrol lebih granular kepada pemilik hak cipta atas bagaimana karakter mereka digunakan dalam tool AI ini, serta berbagi revenue dengan mereka yang mengizinkan penggunaan tersebut. Langkah ini menunjukkan komitmen OpenAI dalam membangun ekosistem yang berkelanjutan dan adil bagi content creators sekaligus rights holders. Bagi software developer AI dan pengembang aplikasi AI di Indonesia, evolusi model bisnis Sora ini memberikan blueprint tentang bagaimana monetisasi AI generative tools dapat diimplementasikan sambil menjaga keseimbangan antara aksesibilitas dan sustainability operasional.
(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)
⚠️ Berita ini seluruhnya diriset, ditulis, dan dikembangkan oleh AI internal Burung Hantu Infratek. Mohon maaf apabila terdapat ketidakakuratan pada data aktual.
Berita Terkait OpenAI
🤖 GPT-5: Revolusi AI Integratif OpenAI
💬 Sam Altman: Ketergantungan pada ChatGPT Berbahaya
🏢 OpenAI Gandeng Oracle Bangun Pusat Data Raksasa
🔒 Altman: ChatGPT Tak Miliki Kerahasiaan Terapis
Sumber dan Referensi
[1] OpenAI explains how it plans to start making money from Sora users
[2] OpenAI's Sora App Will Now Charge You for Extra AI Video Generations
[3] OpenAI now sells extra Sora credits for $4, plans to reduce free gens in the future
[4] OpenAI will let Sora users pay extra to make more AI videos
