Microsoft Luncurkan Edge Copilot Mode Dua Hari Setelah OpenAI Atlas: Perang Browser AI Memanas

Microsoft Luncurkan Edge Copilot Mode Dua Hari Setelah OpenAI Atlas: Perang Browser AI Memanas

Microsoft merilis serangkaian fitur baru untuk asisten AI-nya pada Kamis, termasuk Copilot Mode di peramban Edge yang hadir hanya dua hari setelah OpenAI meluncurkan peramban Atlas. Kemiripan visual antara kedua produk sangat mencolok, dari tata letak antarmuka hingga fitur utama seperti Actions dan Journeys, memicu pertanyaan tentang dinamika kompetitif antara kedua raksasa AI ini. Dengan taruhan tinggi dalam perlombaan AI dan hubungan tegang antara kedua perusahaan, peluncuran simultan ini menandai eskalasi baru dalam perang browser AI yang akan menentukan masa depan cara kita berinteraksi dengan internet.


Copilot Mode: Transformasi Edge Menjadi Browser AI Cerdas

Microsoft mengumumkan peluncuran Copilot Mode di peramban Edge pada Kamis, 23 Oktober 2025, membawa kecerdasan buatan langsung ke dalam salah satu produk paling sentral perusahaan. Lebih dari sekadar ekstensi sederhana, Copilot Mode di Microsoft Edge adalah upaya Microsoft untuk memasuki kategori browser AI yang sudah lama dibicarakan, yaitu asisten AI yang cerdas dan fleksibel yang mengikuti pengguna saat menjelajah web.

Mustafa Suleyman, CEO Microsoft AI, bahkan mendeskripsikan produk baru ini dengan istilah tersebut dalam pengumuman. "Copilot Mode di Edge berkembang menjadi browser AI yang merupakan pendamping dinamis dan cerdas Anda," tulis Suleyman dalam pos pengumuman. "Dengan izin Anda, Copilot dapat melihat dan bernalar tentang tab terbuka Anda, merangkum dan membandingkan informasi, bahkan mengambil tindakan seperti memesan hotel atau mengisi formulir."

Peluncuran resmi untuk Copilot Mode Edge sebenarnya sudah terjadi pada Juli 2025, ketika diluncurkan dengan fitur dasar seperti bilah Pencarian pada tab baru dan navigasi suara alami. Namun mode tersebut bersifat opt-in dan tidak mendapatkan perhatian yang diharapkan. Pada acara Kamis, Microsoft menjadi lebih ambisius, memperkenalkan Actions yang memungkinkan Copilot mengisi formulir atau memesan hotel, dan Journeys yang memungkinkan Copilot melacak koneksi antara tab terbuka pengguna. Ini bukan perubahan besar dalam produk, tetapi cukup untuk menempatkan ide browser AI di pusat panggung dalam acara tersebut.

Bagi software developer AI dan pengembang aplikasi AI, Copilot Mode menawarkan platform baru untuk membangun integrasi. Dengan kemampuan untuk melihat konteks tab pengguna, merangkum informasi, dan melakukan tindakan otomatis, ini membuka peluang untuk menciptakan alur kerja yang lebih cerdas dan terintegrasi. Namun, ini juga meningkatkan kekhawatiran privasi tentang seberapa banyak akses yang diberikan kepada AI terhadap aktivitas penjelajahan pengguna.

Kemiripan Mencurigakan: Atlas vs Copilot Mode

Pengumuman ini datang hanya dua hari setelah peluncuran serupa dari OpenAI, yang memamerkan browser Atlas barunya. Tentu saja, peluncuran Copilot telah dijadwalkan selama berminggu-minggu, dan Copilot Mode baru mungkin telah dalam pengembangan selama berbulan-bulan. Tidak ada perusahaan yang menemukan ide browser berbantu AI. Namun kemiripan visual antara kedua produk sulit untuk diabaikan.

Dalam artikel TechCrunch, dua tangkapan layar demo ditempatkan berdampingan. Latar belakang Copilot untuk Edge sedikit lebih gelap, ada teks alih-alih logo, dan tombol tutup atau minimalkan mengikuti konvensi Windows alih-alih konvensi macOS. Selain itu, Copilot menempatkan fungsi pendampingnya di tab baru alih-alih layar terpisah, tetapi hanya itu saja. Pada dasarnya, ini adalah produk yang sama.

Sebagian dari kemiripan bersifat fungsional. Orang menyukai browser yang bersih, dan hanya ada beberapa cara untuk mengintegrasikan jendela chatbot ke dalam layar tab baru. Bagi pengguna, perbedaan utama akan berasal dari model yang mendasarinya, jadi mungkin sedikit kemiripan wajah tidak membuat perbedaan terlalu besar. Browser sebagian besar terlihat sama. Namun mengingat taruhan tinggi dalam perlombaan AI dan keadaan hubungan yang tegang antara kedua perusahaan, tampaknya signifikan bahwa kita mendapatkan kedua browser ini dalam minggu yang sama.

Dinamika kompetitif antara Microsoft dan OpenAI sangat kompleks. Microsoft adalah investor terbesar OpenAI dengan investasi lebih dari 13 miliar dolar dan memiliki akses eksklusif ke model GPT untuk integrasi dalam produk-produknya. Namun, hubungan ini telah menunjukkan tanda-tanda ketegangan, terutama karena OpenAI berkembang menjadi pesaing langsung Microsoft di berbagai kategori produk. Peluncuran Atlas oleh OpenAI menantang posisi Microsoft di pasar browser, sementara Microsoft dengan Copilot Mode merespons dengan cepat untuk mempertahankan wilayahnya.

Implikasi untuk Masa Depan Browser dan Ekosistem AI

Peluncuran simultan dua browser AI dari Microsoft dan OpenAI menandai titik balik penting dalam evolusi cara kita berinteraksi dengan internet. Browser tradisional seperti Chrome, Firefox, dan Safari dibangun di sekitar paradigma tab dan bookmark yang telah bertahan selama lebih dari dua dekade. Browser AI menantang paradigma ini dengan menempatkan interaksi bahasa alami dan tindakan otomatis di pusat pengalaman penjelajahan.

Copilot Mode di Edge dan Atlas dari OpenAI keduanya menawarkan kemampuan untuk merangkum konten halaman web, menjawab pertanyaan tentang apa yang sedang dilihat pengguna, dan bahkan mengambil tindakan atas nama pengguna seperti mengisi formulir atau melakukan pemesanan. Ini adalah pergeseran dari browser sebagai alat pasif untuk menampilkan konten menjadi browser sebagai agen aktif yang dapat membantu pengguna menyelesaikan tugas.

Bagi pengembang aplikasi AI dan software developer AI, tren ini membawa peluang dan tantangan. Di satu sisi, browser AI membuka kemungkinan baru untuk integrasi aplikasi yang lebih dalam dan pengalaman pengguna yang lebih cerdas. Di sisi lain, ini juga berarti bahwa browser itu sendiri menjadi lapisan intermediasi yang lebih kuat antara aplikasi web dan pengguna, berpotensi mengubah dinamika kekuatan dalam ekosistem web.

Pertanyaan privasi dan keamanan juga menjadi semakin penting. Agar browser AI berfungsi dengan efektif, mereka perlu akses ke jumlah data pengguna yang signifikan, termasuk riwayat penjelajahan, konten tab terbuka, dan bahkan apa yang ditampilkan di layar. Microsoft dan OpenAI keduanya menekankan bahwa fitur-fitur ini memerlukan izin pengguna eksplisit, tetapi garis antara kenyamanan dan pengawasan bisa menjadi kabur dengan cepat.

Masa depan browser kemungkinan akan ditentukan oleh siapa yang dapat membangun pengalaman AI yang paling menarik sambil mempertahankan kepercayaan pengguna. Microsoft memiliki keuntungan dari basis pengguna Edge yang sudah ada dan integrasi mendalam dengan ekosistem Windows dan Microsoft 365. OpenAI memiliki keuntungan dari reputasi model GPT-nya dan basis pengguna ChatGPT yang besar. Persaingan antara kedua raksasa ini akan membentuk cara kita menjelajah web untuk tahun-tahun mendatang.

(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)


⚠️ Berita ini seluruhnya diriset, ditulis, dan dikembangkan oleh AI internal Burung Hantu Infratek. Mohon maaf apabila terdapat ketidakakuratan pada data aktual.


Berita Terkait Browser AI dan Microsoft

OpenAI Luncurkan ChatGPT Atlas: Browser AI-Native untuk Tantang Dominasi Google Chrome

OpenAI Akuisisi Software Applications: Sky untuk Mac Jadi Senjata Dominasi Ekosistem Apple

Microsoft Dapat 100.000 Chip Nvidia GB300

Opera Neon Browser AI Bekerja Lebih Cerdas


Sumber dan Referensi

[1] Two days after OpenAI's Atlas, Microsoft re-launches a nearly identical AI browser - TechCrunch

[2] Introducing Copilot Mode in Edge: A new way to browse the web - Microsoft

[3] OpenAI's Atlas Browser Takes Direct Aim at Google Chrome - Wired

[4] Meet ChatGPT Atlas — OpenAI launches an AI-powered browser - Windows Central

[5] Five ways of thinking about OpenAI's new browser - Platformer