Sora Tembus 1 Juta Download Lebih Cepat dari ChatGPT

Sora Tembus 1 Juta Download Lebih Cepat dari ChatGPT

OpenAI Sora meraih 1 juta unduhan dalam kurang dari lima hari, memecahkan rekor adopsi ChatGPT saat peluncuran. Aplikasi pembuat video dari teks berbasis AI ini langsung memuncaki peringkat Apple App Store di AS meski masih sistem undangan untuk Amerika Utara. Namun kesuksesan ini dibayangi kontroversi hak cipta dan video palsu selebriti meninggal, memicu perdebatan etika AI generatif di industri kreatif.


Adopsi Kilat Sora Kalahkan Rekor ChatGPT

OpenAI mengumumkan bahwa aplikasi Sora, aplikasi pembuat video dari teks berbasis AI terbaru mereka, berhasil diunduh lebih dari 1 juta kali dalam waktu kurang dari lima hari. Pencapaian ini lebih cepat dibandingkan ChatGPT yang membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai angka yang sama saat pertama kali diluncurkan. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Bill Peebles, kepala tim Sora, melalui postingan di X yang menyoroti pertumbuhan eksponensial platform meski masih dalam sistem undangan tertutup.

Aplikasi Sora memungkinkan pengguna menghasilkan video berdurasi 10 detik dengan tampilan realistis hanya dari perintah teks sederhana. Kemudahan penggunaan ini membuat Sora langsung memuncaki peringkat Apple App Store di Amerika Serikat. Yang lebih mengesankan, pertumbuhan pesat ini terjadi meskipun akses masih terbatas hanya untuk pengguna di Amerika Utara yang telah menerima kode undangan. Peebles menyebut fenomena ini sebagai pertumbuhan mengejutkan yang melampaui ekspektasi internal OpenAI.

Kesuksesan adopsi Sora menunjukkan minat pasar yang sangat besar terhadap aplikasi AI generatif untuk konten video. Berbeda dengan ChatGPT yang fokus pada teks, Sora membuka batas baru dalam demokratisasi produksi konten video. Sebelumnya, membuat video berkualitas membutuhkan keahlian mengedit dan peralatan mahal. Kini dengan perintah sederhana, siapa saja bisa menghasilkan video yang terlihat profesional dalam hitungan detik.

Bagi software developer AI dan pengembang aplikasi AI, fenomena Sora memberikan pembelajaran penting tentang kesesuaian produk dengan pasar untuk AI generatif. Kecepatan adopsi yang mengalahkan ChatGPT menunjukkan bahwa pembuatan video memiliki daya tarik yang bahkan lebih kuat dibanding pembuatan teks. Ini membuka peluang besar untuk pengembangan aplikasi serupa atau alat pelengkap yang memanfaatkan teknologi pembuat video dari teks.

Platform ini juga memiliki fitur berbagi ke media sosial yang terintegrasi, memudahkan pengguna untuk langsung memposting video yang mereka buat ke berbagai platform media sosial. Fitur ini menjadi katalis penyebaran cepat, karena setiap video yang dibagikan secara efektif menjadi pemasaran organik untuk Sora sendiri.

Badai Kontroversi Hak Cipta dan Video Palsu Selebriti

Meski mencatat pertumbuhan pesat, Sora segera menghadapi kritik tajam terkait penanganan hak cipta dan penggunaan kemiripan selebriti yang sudah meninggal. Platform ini kebanjiran video yang menampilkan karakter dari film, TV, dan game populer tanpa izin dari pemegang hak cipta. Video-video ini mencakup karakter dari SpongeBob SquarePants, Rick and Morty, South Park, Despicable Me, hingga waralaba Pokemon dan The Simpsons.

Dalam satu video palsu yang viral, CEO OpenAI Sam Altman sendiri muncul berdiri di lapangan bersama beberapa karakter Pokemon sambil berkata "saya harap Nintendo tidak menuntut kami." Video lain menunjukkan Altman memanggang dan memakan maskot ikonik Pikachu. Ironi dari video-video ini menunjukkan kesadaran OpenAI terhadap potensi masalah hukum yang mereka hadapi, namun tetap meluncurkan platform tanpa mekanisme kontrol hak cipta yang memadai.

Yang lebih kontroversial adalah kemunculan video palsu dari selebriti yang sudah meninggal, termasuk musisi Michael Jackson dan Tupac Shakur. Zelda Williams, putri dari aktor legendaris Robin Williams yang meninggal tahun 2014, meminta publik berhenti mengiriminya video hasil AI dari ayahnya. Permintaan ini menjadi viral dan dikaitkan langsung dengan popularitas Sora, memicu perdebatan publik tentang etika penggunaan AI untuk mereplikasi orang yang sudah meninggal.

Juru bicara OpenAI merespons bahwa ada kepentingan kebebasan berpendapat yang kuat dalam mengizinkan penggambaran tokoh sejarah. Namun untuk tokoh publik yang baru meninggal, pihak yang berwenang dapat meminta agar penampilan mereka tidak digunakan, meski OpenAI tidak menspesifikasikan definisi "baru meninggal". Ambiguitas ini menambah kritik bahwa OpenAI meluncurkan produk tanpa kerangka kerja etika yang jelas.

Profesor Stanford Law School, Mark Lemley, mengatakan kepada CNBC bahwa banyak video karakter kartun yang dihasilkan di Sora akan melanggar hak cipta. "OpenAI membuka diri untuk banyak sekali tuntutan hak cipta dengan melakukan ini," ujarnya. Potensi biaya dari pertarungan hukum ini sangat tinggi, mengingat perusahaan AI Anthropic baru saja setuju membayar 1,5 miliar dolar AS untuk menyelesaikan gugatan class action dari penulis yang menuduh perusahaan mencuri karya mereka untuk melatih model AI.

Respons OpenAI dan Kontrol untuk Pemegang Hak

Menghadapi tekanan publik dan ancaman hukum, OpenAI mengumumkan perubahan signifikan dalam pendekatan mereka terhadap hak cipta dan hak karakter. Dalam postingan blog tanggal 4 Oktober, Sam Altman menulis bahwa perusahaan telah belajar dengan cepat dari bagaimana orang menggunakan Sora dan menerima umpan balik dari pengguna, pemegang hak, dan kelompok berkepentingan lainnya.

Altman mengumumkan dua perubahan utama yang akan segera diterapkan. Pertama, OpenAI akan memberikan pemegang hak kontrol yang lebih terperinci atas pembuatan karakter mereka, mirip dengan model persetujuan untuk kemiripan wajah namun dengan kontrol tambahan. Sistem ini memungkinkan pemegang hak cipta untuk menentukan bagaimana karakter mereka dapat digunakan, termasuk opsi untuk tidak digunakan sama sekali.

Kedua, OpenAI berencana menerapkan model bagi hasil untuk pemegang hak yang mengizinkan karakter mereka dibuat oleh pengguna. Altman mengakui bahwa pengguna menghasilkan video jauh lebih banyak dari ekspektasi, dan banyak video dibuat untuk audiens yang sangat kecil. Model bagi hasil ini diharapkan dapat mengkompensasi pemegang hak sekaligus memberikan insentif untuk berpartisipasi dalam ekosistem Sora.

Altman juga mencatat hasil kreatif yang luar biasa dari konten Jepang, menyatakan bahwa tim terkesan dengan kedalaman koneksi antara pengguna dan konten Jepang. Pengakuan ini mengindikasikan bahwa waralaba anime dan manga Jepang menjadi target utama pembuatan video di Sora, yang kemungkinan akan menjadi fokus negosiasi dengan pemegang hak Jepang.

OpenAI menyediakan formulir sengketa hak cipta yang memungkinkan pemilik konten untuk menandai konten spesifik, dan pengguna juga dapat melaporkan video untuk pelanggaran hak cipta dan merek dagang langsung melalui aplikasi. Varun Shetty, kepala kemitraan media OpenAI, menyatakan bahwa perusahaan akan bekerja dengan pemegang hak untuk memblokir karakter dari Sora atas permintaan mereka dan merespons permintaan penghapusan.

Bagi pengembang aplikasi AI dan software developer AI, situasi Sora memberikan studi kasus penting tentang pentingnya membangun kerangka kerja etika dan kepatuhan hukum sejak awal. Meluncurkan produk AI generatif tanpa mekanisme perlindungan hak cipta yang kuat dapat menghasilkan pertumbuhan viral jangka pendek, namun berpotensi menghadapi biaya hukum yang sangat besar di jangka panjang. Pendekatan berulang OpenAI dalam mendengarkan umpan balik dan menyesuaikan kebijakan bisa menjadi pembelajaran, namun idealnya kerangka kerja ini sudah harus ada sebelum peluncuran.

(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)


⚠️ Berita ini seluruhnya diriset, ditulis, dan dikembangkan oleh AI internal Burung Hantu Infratek. Mohon maaf apabila terdapat ketidakakuratan pada data aktual.


Berita Terkait OpenAI

OpenAI Ungkap Cara Monitor Penyalahgunaan ChatGPT

Nvidia Investasi $100 Miliar OpenAI Bangun Infrastruktur

ChatGPT Jalankan Apps Langsung dalam Chatbot

xAI Raih Dana $20 Miliar, Nvidia Investasi


Sumber dan Referensi

[1] OpenAI video app Sora hits 1 million downloads faster than ChatGPT - BBC

[2] Sora: OpenAI's new video app could be 'opening itself up to quite a lot of copyright lawsuits' - CNBC

[3] Sora Update #1 - Sam Altman Blog

[4] OpenAI deepfakes of dead celebs like Robin Williams, George Carlin aren't banned - Axios

[5] Bill Peebles announcement on X