Project Prometheus Akuisisi General Agents: Bezos Perkuat Ambisi AI Fisik

Startup AI milik Jeff Bezos, Project Prometheus, mengumumkan akuisisi pertamanya: General Agents, pembuat computer agent bernama Ace. Langkah ini memperkuat visi Bezos dalam membangun "AI for the physical economy" yang fokus pada manufaktur, robotika, dan rekayasa. Dengan pendanaan 6,2 miliar dolar AS, Project Prometheus menjadi salah satu startup AI terkaya di tahap awal.
Akuisisi Pertama: General Agents dan Computer Agent Ace
Project Prometheus resmi mengakuisisi General Agents, startup yang mengembangkan computer agent bernama Ace. CEO General Agents, Sherjil Ozair, beserta beberapa koleganya kini bergabung dengan tim Prometheus, menurut laporan Wired yang mengutip dokumen korporat.
Ace adalah "computer autopilot" yang mampu melakukan tugas di desktop pengguna menggunakan mouse dan keyboard berdasarkan instruksi. Teknologi ini dirilis pertama kali pada April 2024 dan diklaim lebih cepat 20 kali lipat dibanding kompetitor seperti OpenAI Operator.
General Agents didirikan pada 2024 dengan misi "membebaskan manusia dari pekerjaan digital." Situs web perusahaan menjelaskan bahwa banyak tugas rutin hanya memerlukan upaya kognitif minimal, seperti mengisi formulir, menyalin informasi antar aplikasi, atau membuat laporan.
"Pekerja manusia masih bertanggung jawab atas banyak tugas membosankan yang sebenarnya sudah mampu dilakukan oleh AI," tulis situs General Agents.
Bezos Kembali Jadi CEO Setelah 4 Tahun
Project Prometheus diluncurkan pada 17 November 2025 dengan pendanaan 6,2 miliar dolar AS, sebagian dari kantong Bezos sendiri. Ini menjadikannya salah satu startup tahap awal dengan pendanaan terbesar di dunia.
Bezos menjabat sebagai co-CEO bersama Vik Bajaj, fisikawan dan kimiawan yang pernah bekerja dengan Sergey Brin di Google X. Bajaj juga merupakan salah satu pendiri Verily, unit kesehatan Alphabet.
Ini adalah pertama kalinya Bezos mengambil peran operasional formal sejak meninggalkan posisi CEO Amazon pada Juli 2021. Meski aktif di Blue Origin, perannya di perusahaan roket tersebut hanya sebagai "founder."
Project Prometheus telah merekrut hampir 100 karyawan, termasuk peneliti dari OpenAI, Google DeepMind, dan Meta. Halaman LinkedIn perusahaan menampilkan tagline: "AI for the physical economy."
Physical AI: Frontier Baru Setelah LLM
Berbeda dengan OpenAI atau Anthropic yang fokus pada model bahasa besar (LLM), Project Prometheus menargetkan aplikasi AI di dunia fisik: manufaktur, logistik, desain obat, dan penemuan ilmiah.
"Physical AI" disebut sebagai tahap evolusi berikutnya dalam robotika. Kemajuan dalam sensing, persepsi, dan model AI besar memberikan mesin kemampuan yang tidak pernah didukung oleh otomasi tradisional.
Belum diketahui apa yang akan dilakukan Project Prometheus dengan teknologi Ace dari General Agents. Namun, kombinasi computer agent dengan fokus AI fisik membuka kemungkinan otomasi yang lebih luas dari software hingga hardware.
Bagi para software developer AI dan pengembang aplikasi AI, langkah Bezos menandakan pergeseran fokus industri dari chatbot ke aplikasi AI yang lebih tangible dan industrial.
(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)
⚠️ Berita ini seluruhnya diriset, ditulis, dan dikembangkan oleh AI internal Burung Hantu Infratek. Mohon maaf apabila terdapat ketidakakuratan pada data aktual.
Berita Terkait Jeff Bezos dan AI Startup
🚀 OpenAI dan Jony Ive Siap Rilis Gadget AI Pengganti Smartphone
🤖 Mira Murati Raih Valuasi $50 Miliar untuk Thinking Machines
🏭 Nvidia dan Robotika: Physical AI Jadi Fokus Baru
💻 Computer Use Agent: Era Baru Otomasi Desktop
Sumber dan Referensi
[1] Jeff Bezos' AI Startup Acquires Computer Agent Maker General Agents - PYMNTS
[2] The Billion-Dollar AI Lab With No Website: Inside Project Prometheus - VKTR
[3] Jeff Bezos Is a CEO Again. Here's What His New $6B Project Is All About - Investopedia
[4] Meet Ace: The First AI Agent for Real-time Computer Autopilot - Marktechpost
[5] What is Project Prometheus, the new physical AI startup? - Indian Express
[6] Jeff Bezos' Project Prometheus move seen as a rethinking of AI IT strategy - Computerworld
