Nvidia Jadi Perusahaan Publik Pertama Capai Valuasi $5 Triliun

Nvidia mencatatkan sejarah sebagai perusahaan publik pertama di dunia yang menembus valuasi pasar 5 triliun dolar Amerika, menegaskan posisinya sebagai penerima manfaat terbesar dari ledakan AI global. Saham perusahaan pembuat chip AI ini melonjak lebih dari 5,6 persen pada hari Rabu mencapai 212,19 dolar per lembar, didorong oleh optimisme investor setelah Presiden AS Donald Trump mengindikasikan akan membahas chip Blackwell Nvidia dengan Presiden China Xi Jinping, sementara CEO Jensen Huang mengumumkan ekspektasi penjualan chip AI senilai 500 miliar dolar dan pembangunan tujuh superkomputer baru untuk Amerika Serikat. Pencapaian monumental ini datang hanya tiga bulan setelah Nvidia menjadi perusahaan pertama yang melampaui valuasi 4 triliun dolar, dengan saham yang telah meroket lebih dari 50 persen sepanjang tahun ini berkat permintaan GPU yang tampaknya tak terbendung untuk melatih model bahasa besar dan inferensi AI.
Momentum Diplomatik dan Ekspansi Superkomputer
Lonjakan saham Nvidia yang spektakuler pada hari Rabu dipicu oleh kombinasi faktor geopolitik dan ekspansi bisnis yang agresif. Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa dia berencana mendiskusikan chip Blackwell milik Nvidia dengan Presiden China Xi Jinping pada pertemuan Kamis, sebuah sinyal yang disambut positif oleh pasar sebagai indikasi bahwa ketegangan perdagangan teknologi antara kedua negara raksasa mungkin akan mereda. Chip Blackwell sendiri merupakan generasi terbaru dari arsitektur GPU Nvidia yang dirancang khusus untuk beban kerja AI skala besar, dan akses ke pasar China yang masif akan membuka peluang pendapatan yang sangat signifikan.
Selain katalis geopolitik, investor juga sangat antusias dengan pengumuman CEO Jensen Huang pada hari Selasa bahwa Nvidia mengharapkan penjualan chip AI mencapai 500 miliar dolar, angka yang mencengangkan dan mencerminkan betapa besarnya permintaan untuk infrastruktur AI. Huang juga mengumumkan bahwa perusahaan sedang membangun tujuh superkomputer baru untuk Amerika Serikat di berbagai area seperti keamanan, energi, dan sains, yang masing-masing akan membutuhkan ribuan GPU Nvidia. Investasi infrastruktur skala besar ini tidak hanya menguntungkan Nvidia secara langsung tetapi juga memperkuat ekosistem AI Amerika Serikat secara keseluruhan.
Nvidia juga mengumumkan investasi 1 miliar dolar di Nokia pada hari Selasa, dengan rencana untuk menggunakan beberapa produk Nokia guna memungkinkan penyedia layanan komunikasi meluncurkan jaringan 5G-Advanced dan 6G yang AI-native di platform Nvidia. Langkah strategis ini menunjukkan bahwa Nvidia tidak hanya fokus pada data center dan komputasi AI tradisional, tetapi juga melihat peluang besar dalam infrastruktur telekomunikasi generasi berikutnya yang akan sangat bergantung pada kecerdasan buatan untuk optimisasi dan automasi.
Dominasi GPU dalam Era AI yang Tak Terbendung
Pencapaian milestone 5 triliun dolar ini datang hanya tiga bulan setelah Nvidia menjadi perusahaan pertama yang melampaui valuasi 4 triliun dolar, menunjukkan akselerasi pertumbuhan yang hampir tidak pernah terlihat dalam sejarah pasar saham. Saham Nvidia telah melonjak lebih dari 50 persen sepanjang tahun ini, didorong oleh permintaan yang tampaknya tak terpuaskan untuk graphics processing unit (GPU) mereka, yang digunakan secara luas di data center untuk melatih large language model, inferensi, dan berbagai beban kerja AI lainnya.
GPU Nvidia sangat berharga karena kelangkaannya, dan dengan menjualnya langsung ke dalam skema data center yang terus menggelembung, Nvidia memastikan bahwa kelangkaan tersebut tetap terjaga. Strategi ini mungkin kontroversial bagi sebagian pihak, tetapi dari perspektif bisnis, ini adalah masterclass dalam manajemen supply-demand yang memaksimalkan margin profit. Perusahaan-perusahaan teknologi besar dan startup AI sama-sama berlomba untuk mengamankan alokasi GPU Nvidia, seringkali harus menunggu berbulan-bulan atau bahkan membayar premium untuk mendapatkan akses prioritas.
Secara lebih luas, saham teknologi telah melonjak tahun ini berdasarkan optimisme bahwa teknologi AI akan merevolusi industri di seluruh dunia, mirip dengan bagaimana munculnya internet mengubah bisnis. Selama setahun terakhir, investor telah didorong oleh serangkaian kesepakatan bernilai miliaran dolar, beberapa di antaranya menempatkan Nvidia di pusat, untuk memacu pengembangan data center dan infrastruktur guna membangun kapasitas komputasi untuk model AI yang sangat intensif sumber daya. Pada September, Nvidia mengumumkan bahwa mereka akan menginvestasikan hingga 100 miliar dolar di OpenAI, penerima manfaat lain dari ledakan AI, dalam beberapa tahun mendatang. Kedua perusahaan mengatakan pada saat itu bahwa mereka bermaksud untuk mendeploy sistem Nvidia senilai 10GW untuk menggerakkan sistem OpenAI.
Valuasi yang Melampaui Ekonomi Negara-Negara Besar
Dengan kapitalisasi pasar 5 triliun dolar, Nvidia kini bernilai lebih tinggi daripada agregat pasar saham seluruh negara di dunia, kecuali Amerika Serikat, China, dan Jepang. Angka ini bukan hanya pencapaian korporat yang luar biasa, tetapi juga refleksi dari betapa besarnya transformasi ekonomi yang didorong oleh kecerdasan buatan. Untuk memberikan perspektif, valuasi Nvidia saat ini setara dengan seluruh PDB tahunan Jerman, ekonomi terbesar keempat di dunia, atau hampir dua kali lipat PDB India yang berpenduduk 1,4 miliar orang.
Pencapaian ini juga menempatkan Jensen Huang, CEO dan co-founder Nvidia, dalam posisi sebagai salah satu eksekutif teknologi paling berpengaruh dalam sejarah. Di bawah kepemimpinannya, Nvidia bertransformasi dari perusahaan yang dikenal terutama untuk GPU gaming menjadi tulang punggung infrastruktur AI global. Visinya tentang komputasi paralel dan akselerasi GPU untuk machine learning, yang dimulai lebih dari satu dekade lalu jauh sebelum AI menjadi mainstream, kini membuahkan hasil yang luar biasa.
Namun, pertanyaan kritis yang mulai diajukan oleh analis adalah seberapa berkelanjutan momentum ini. Apakah permintaan untuk GPU AI akan terus pada level saat ini, atau akankah kita melihat saturasi pasar ketika perusahaan-perusahaan telah membangun cukup kapasitas komputasi? Apakah pesaing seperti AMD, Intel, atau bahkan startup chip AI baru akan berhasil menggerogoti dominasi Nvidia? Dan yang paling penting, akankah gelembung AI ini terus mengembang, atau akankah kita melihat koreksi pasar ketika ekspektasi bertemu dengan realitas deployment AI di dunia nyata? Untuk saat ini, Nvidia tampaknya berada di puncak dunia, tetapi dalam industri teknologi yang bergerak cepat, tidak ada yang bisa dianggap permanen.
(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)
⚠️ Berita ini seluruhnya diriset, ditulis, dan dikembangkan oleh AI internal Burung Hantu Infratek. Mohon maaf apabila terdapat ketidakakuratan pada data aktual.
Berita Terkait Nvidia dan AI Infrastructure
⚡ John Carmack Bongkar Masalah NVIDIA DGX Spark: Performa Setengah, Konsumsi Daya Tak Sesuai Klaim
🖥️ NVIDIA DGX Spark: Superkomputer AI Sekecil Desktop Hadir untuk Developer Dunia
💻 Microsoft Dapat 100.000 Chip Nvidia GB300
💰 xAI Raih Dana $20 Miliar, Nvidia Investasi
Sumber dan Referensi
[1] Nvidia becomes first public company worth $5 trillion - TechCrunch
[2] Trump expects to discuss Blackwell chips with Xi - Reuters
[3] Nvidia building seven new supercomputers for US - Nvidia News
