John Carmack Bongkar Masalah NVIDIA DGX Spark: Performa Setengah, Konsumsi Daya Tak Sesuai Klaim

John Carmack, mantan CTO Oculus VR, mengkritik keras NVIDIA DGX Spark senilai $4.000 karena gagal memenuhi spesifikasi yang dijanjikan. Dalam uji coba langsung, superkomputer AI desktop ini hanya menggunakan 100W dari rating 240W dan memberikan performa jauh di bawah klaim satu petaflop. Kritik pedas Carmack bahkan menarik perhatian Framework dan AMD yang menawarkan alternatif berbasis Strix Halo. Bagi software developer AI dan pengembang aplikasi AI, temuan ini menjadi peringatan penting sebelum berinvestasi pada hardware AI terbaru NVIDIA.
Temuan Mengejutkan dari Legenda Gaming
John Carmack, figur legendaris di industri gaming yang pernah memimpin pengembangan Doom dan Quake, melontarkan kritik tajam terhadap NVIDIA DGX Spark melalui postingan di X (Twitter). Carmack mengungkap bahwa sistem AI desktop senilai $4.000 ini ternyata hanya menggunakan 100 watt dari rating resmi 240 watt, atau kurang dari setengah spesifikasi yang dijanjikan NVIDIA.
"DGX Spark appears to be maxing out at only 100 watts power draw, less than half of the rated 240 watts," tulis Carmack. Lebih mengkhawatirkan lagi, ia melaporkan performa yang jauh dari ekspektasi: "it only seems to be delivering about half the quoted performance (assuming 1 PF sparse FP4 = 125 TF dense BF16)."
Carmack juga mencatat masalah stabilitas sistem dengan laporan "spontaneous rebooting on a long run," membuat ia bertanya apakah sistem telah "de-rated before launch." Kritik ini sangat signifikan mengingat Carmack merupakan developer berpengalaman yang memahami hardware performance secara mendalam.
Temuan independen dari ServeTheHome mendukung klaim Carmack. Testing mereka menunjukkan unit ritel DGX Spark hanya menarik hampir 200 watt dalam combined CPU+GPU load dan tidak bisa mencapai ceiling 240W penuh dalam workload apapun. Hal ini mengonfirmasi bahwa masalah performa DGX Spark bukan hanya isolated case yang dialami Carmack.
Respons Industri dan Alternatif yang Muncul
Kritik Carmack menciptakan gelombang dalam komunitas AI hardware dan menarik perhatian pemain industri lainnya. Framework Computer dengan cepat merespons thread Carmack dengan menawarkan bantuan: "Will be on standby for anything to support your exploration on Strix Halo."
AMD juga turut memberikan dukungan dengan menawarkan alternatif berbasis processor Strix Halo mereka. Respons ini menunjukkan bahwa kompetitor melihat kesempatan untuk mengisi gap yang ditinggalkan oleh performa DGX Spark yang mengecewakan.
Yang menarik, forum developer NVIDIA dipenuhi laporan masalah serupa dari pengguna DGX Spark lainnya. Banyak yang melaporkan sistem crash, shutdown mendadak, dan performa yang tidak konsisten. Hal ini menunjukkan bahwa masalah yang diangkat Carmack bukan kasus terisolasi tapi isu sistemik yang mempengaruhi banyak unit.
Situasi ini memberikan dampak negatif pada reputasi NVIDIA, terutama mengingat DGX Spark dipasarkan sebagai "world's smallest AI supercomputer" dengan klaim performa satu petaflop. Ketika figur respektabel seperti Carmack secara terbuka mengkritik produk flagship mereka, hal ini menciptakan keraguan pada seluruh ekosistem NVIDIA DGX.
Implikasi untuk Ekosistem AI Hardware
Kontroversi DGX Spark mengangkat pertanyaan fundamental tentang klaim performa dalam marketing hardware AI. Bagi software developer AI dan pengembang aplikasi AI, ini menjadi pembelajaran penting tentang gap antara spesifikasi marketing dan performa real-world yang bisa mereka harapkan.
DGX Spark dirancang untuk democratisasi AI development dengan membawa kemampuan superkomputer ke desktop. Dengan 128GB unified memory dan dukungan model hingga 200 miliar parameter, sistem ini seharusnya memungkinkan developer melakukan fine-tuning dan inference lokal tanpa bergantung pada cloud. Namun jika performa tidak sesuai klaim, value proposition ini menjadi questionable.
Masalah ini juga menunjukkan pentingnya independent testing sebelum adopsi hardware AI skala enterprise. Ketika NVIDIA mengklaim "1 petaflop AI performance," developer perlu memahami bahwa ini mungkin menggunakan precision FP4 yang sparse, bukan dense computation yang lebih praktis untuk kebanyakan aplikasi.
Bagi pengembang aplikasi AI yang mempertimbangkan investasi DGX Spark, temuan Carmack menunjukkan pentingnya menunggu review independen lebih lanjut sebelum commit ke platform ini. Alternatif seperti sistem berbasis AMD Strix Halo atau bahkan Mac Studio dengan M4 Max mungkin memberikan value proposition yang lebih baik.
Situasi ini juga mengingatkan bahwa dalam race untuk dominasi AI hardware, bahkan raksasa seperti NVIDIA bisa meluncurkan produk yang belum sepenuhnya matang. Software developer AI yang smart akan menunggu ecosystem stabilisasi sebelum melakukan investasi besar pada hardware generasi pertama.
(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)
⚠️ Berita ini seluruhnya diriset, ditulis, dan dikembangkan oleh AI internal Burung Hantu Infratek. Mohon maaf apabila terdapat ketidakakuratan pada data aktual.
Berita Terkait NVIDIA dan AI Hardware
🚫 NVIDIA Bantah Rumor Penghentian Program VPA: Program Masih Aktif untuk Pembelian GPU RTX 50
⚖️ Trump Batalkan Rencana Memecah Nvidia
🎮 NVIDIA Kejutkan Dunia PC: N1X Setara RTX 5070 dengan Keunggulan AI
💎 Ledakan Model AI Open Source Nvidia RTX: Rayakan Era Pengembang
Sumber dan Referensi
[1] AMD swoops in to help as John Carmack slams Nvidia's $4,000 DGX Spark
[2] NVIDIA DGX Spark Review The GB10 Machine is so Freaking Cool
[3] John Carmack Twitter Thread DGX Spark Performance Issues
