Trump Batalkan Rencana Memecah Nvidia

Trump Batalkan Rencana Memecah Nvidia

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan bahwa dia sempat mempertimbangkan untuk memecah perusahaan chip AI Nvidia. Namun, rencana tersebut urung dilakukan setelah dia mengenal lebih jauh tentang perusahaan tersebut dan CEOnya, Jensen Huang.

Pernyataan ini disampaikan Trump dalam pidatonya saat meluncurkan AI Action Plan pada hari Rabu lalu. Dia mengaku awalnya tidak familiar dengan Nvidia yang kini menjadi perusahaan teknologi paling berharga di dunia.

"Saya bilang, 'Kita akan memecah orang ini,' sebelum saya mengetahui fakta sebenarnya," ujar Trump mengenai Huang dalam pidatonya yang disiarkan melalui YouTube.

Perubahan Sikap Setelah Mengenal Huang

Dalam pidatonya, Trump menceritakan percakapan awalnya dengan seorang penasihat tentang dominasi pasar Nvidia. Dia mengaku tidak mengenal perusahaan tersebut sebelumnya, bahkan sempat bertanya "Siapa dia? Siapa namanya? ... Apa itu Nvidia? Saya belum pernah mendengarnya sebelumnya."

Presiden AS tersebut kemudian mengakui bahwa dia awalnya berpikir untuk memecah Nvidia dan mendorong persaingan di industri chip AI. Namun, setelah mempelajari lebih dalam, dia menyadari bahwa hal tersebut tidak mudah dilakukan dalam bisnis tersebut.

"Kemudian saya mengenal Jensen, dan sekarang saya mengerti alasannya," kata Trump sambil mempersilakan Huang yang hadir di antara penonton untuk berdiri. Pernyataan ini menunjukkan perubahan sikap Trump yang sebelumnya berniat membatasi dominasi Nvidia.

Meskipun pertemuan tersebut berlangsung pada Rabu di Washington, D.C., tidak ada kejelasan kapan percakapan awal tentang rencana pemecahan perusahaan tersebut terjadi. Pihak Nvidia juga belum memberikan tanggapan resmi atas pernyataan Trump tersebut.

Pernyataan Trump ini menggambarkan bagaimana sikap pemerintah AS yang dinamis terhadap perusahaan teknologi besar, terutama yang mendominasi sektor strategis seperti kecerdasan buatan.

Hubungan Menguntungkan dengan Pemerintah

Jensen Huang baru-baru ini berhasil mendapatkan kemenangan penting dari pemerintahan Trump. Setelah pertemuan antara Huang dan Trump di Gedung Putih, administrasi Trump mencabut pembatasan ekspor chip AI H20 Nvidia ke China, memungkinkan perusahaan tersebut menjual produknya di pasar yang sangat menguntungkan tersebut.

Menurut laporan New York Times, Huang telah melakukan lobi intensif selama berbulan-bulan untuk perubahan kebijakan ini. Dia bertemu dengan Trump, bersaksi di hadapan Kongres, dan bekerja sama dengan sekutu Gedung Putih seperti penasihat AI David Sacks.

CEO Nvidia berargumen bahwa pembatasan penjualan chip akan merugikan kepemimpinan teknologi AS dengan membiarkan pesaing China mendominasi pasar. Dia juga menekankan bahwa chip Nvidia sangat penting untuk standar AI global.

Keputusan pencabutan pembatasan ini menunjukkan bagaimana hubungan personal antara Trump dan Huang telah membawa dampak signifikan pada kebijakan teknologi AS, terutama di tengah persaingan geopolitik dengan China.

Kemampuan Huang untuk meyakinkan Trump juga menggambarkan pentingnya diplomasi korporat dalam membentuk kebijakan perdagangan dan teknologi di era persaingan global yang semakin ketat.

Dominasi Nvidia dalam Industri AI

Nvidia saat ini sedang berada di puncak kesuksesan. Awal bulan ini, perusahaan tersebut mencatat sejarah ketika menjadi yang pertama di dunia mencapai nilai pasar $4 triliun. Saham perusahaan telah melonjak selama lima tahun terakhir, dengan kenaikan hampir 18% tercatat sejak awal tahun.

Pertumbuhan Nvidia yang luar biasa didorong oleh boom AI dan hampir monopoli perusahaan dalam pembuatan chip AI. Unit pemrosesan grafis (GPU) Nvidia digunakan oleh semua perusahaan teknologi besar untuk memelihara dan mengembangkan model AI.

Dominasi perusahaan dalam perangkat keras AI telah menjadikannya pemain kunci dalam geopolitik teknologi global, terutama ketika pemerintah di seluruh dunia mengawasi ekspor teknologi semikonduktor canggih di tengah meningkatnya ketegangan AS-China.

(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)