Zuckerberg Ikut Amini Warning Bubble AI

Mark Zuckerberg bergabung dengan Sam Altman memperingatkan kemungkinan pecahnya gelembung AI yang dapat menyebabkan kehancuran pasar. Namun CEO Meta ini menegaskan bahwa risiko ketinggalan superintelligence jauh lebih besar daripada kehilangan ratusan miliar dollar dalam bubble AI. Peringatan ini datang di tengah kekhawatiran industri tentang overvaluasi startup AI dan kegagalan 95% program percontohan AI dalam memberikan return investasi.
Zuckerberg Akui Risiko Bubble AI yang Menakutkan
CEO Meta Mark Zuckerberg akhirnya mengakui bahwa gelembung AI adalah sebuah kemungkinan yang sangat nyata, menggemakan peringatan yang sebelumnya disampaikan CEO OpenAI Sam Altman. Dalam podcast "The Access", Zuckerberg menyatakan bahwa perkembangan AI yang pesat dan investasi yang membengkak berpotensi membentuk bubble yang dapat melampaui produktivitas praktis dan return investasi.
Zuckerberg menunjuk pada bubble masa lalu seperti pembangunan jalur kereta api dan gelembung dot-com sebagai contoh kunci bagaimana pembangunan infrastruktur dapat mengarah pada kehancuran pasar saham. Dalam kasus-kasus tersebut, bubble terjadi karena bisnis mengambil terlalu banyak utang, faktor makroekonomi, atau menurunnya permintaan produk yang menyebabkan perusahaan bangkrut dan meninggalkan aset-aset berharga.
Pernyataan CEO Meta ini sejalan dengan peringatan Altman yang mengatakan bahwa ketika bubble terjadi, "orang-orang pintar menjadi terlalu bersemangat tentang sebutir kebenaran." Altman juga memperingatkan bahwa "hiruk pikuk uang yang mengejar apapun yang berlabel AI" dapat menyebabkan valuasi yang menggelembung dan risiko bagi banyak pihak.
Deutsche Bank bahkan menyebut musim panas ini sebagai "musim di mana AI menjadi jelek" karena semakin banyak bukti bahwa perusahaan-perusahaan gagal dalam adopsi AI. Sebuah studi MIT pada Agustus menemukan bahwa 95% program percontohan AI gagal memberikan return investasi, meskipun lebih dari $40 miliar telah dituangkan ke dalam sektor tersebut.
Ketua Fed Jerome Powell juga mencatat bahwa Amerika Serikat sedang menyaksikan "jumlah aktivitas ekonomi yang luar biasa besar" dalam membangun kemampuan AI, menunjukkan kekhawatiran regulator terhadap tren investasi AI yang berlebihan.
Meta Siap Rugi Ratusan Miliar Daripada Ketinggalan
Meski mengakui risiko bubble, Zuckerberg menegaskan bahwa risiko ketinggalan AI jauh lebih besar daripada kehilangan uang dalam bubble AI. Meta baru-baru ini berkomitmen minimal $600 miliar untuk pusat data dan infrastruktur Amerika Serikat hingga 2028 untuk mendukung ambisi AI mereka.
Menurut CFO Meta, uang ini akan digunakan untuk semua pembangunan pusat data perusahaan teknologi raksasa tersebut di Amerika Serikat dan operasi bisnis domestik, termasuk perekrutan karyawan baru. Meta juga meluncurkan lab superintelligence-nya, merekrut talenta secara agresif dengan tawaran kerja bernilai jutaan dollar untuk mengembangkan AI yang melampaui kecerdasan manusia.
"Jika kita akhirnya salah mengeluarkan beberapa ratus miliar dollar, itu jelas akan sangat disayangkan. Tapi saya akan mengatakan risiko di sisi lain lebih besar," kata Zuckerberg. "Jika kamu membangun terlalu lambat, dan superintelligence mungkin tercapai dalam tiga tahun tetapi kamu membangunnya dengan asumsi akan ada dalam lima tahun, maka kamu akan kehilangan posisi pada apa yang menurut saya akan menjadi teknologi paling penting yang memungkinkan produk baru, inovasi, dan penciptaan nilai terbanyak dalam sejarah."
Dampak Ekonomi yang Mengancam
Konsekuensi dari bubble ini sangat mahal. Selama gelembung dot-com, investor menuangkan uang ke startup teknologi dengan ekspektasi yang tidak realistis, didorong oleh hype dan kegilaan terhadap perusahaan-perusahaan berbasis internet baru. Ketika hasilnya tidak sesuai ekspektasi, saham-saham yang terlibat dalam bubble dot-com kehilangan lebih dari $5 triliun dalam total kapitalisasi pasar.
Bubble AI berpotensi memiliki dampak ekonomi yang sama signifikannya. Pada 2025 saja, perusahaan-perusahaan teknologi Amerika Serikat terbesar, termasuk Meta, telah menghabiskan lebih dari $155 miliar untuk pengembangan AI. Dan menurut Statista, nilai pasar AI saat ini sekitar $244,2 miliar.
Para pengembang aplikasi AI dan Software Developer AI kini menghadapi tekanan untuk membuktikan nilai investasi yang telah ditanamkan. Banyak startup AI dengan valuasi miliaran dollar harus menunjukkan bahwa teknologi mereka dapat menghasilkan revenue yang sebanding dengan investasi yang diterima.
Peringatan untuk Industri Teknologi
Sementara Zuckerberg melihat konsekuensi tidak cukup agresif dalam investasi AI lebih berat daripada overinvestasi, dia mengakui bahwa kelangsungan hidup Meta tidak bergantung pada keberhasilan AI. Untuk perusahaan seperti OpenAI dan Anthropic, dia mengatakan "jelas ada pertanyaan terbuka sejauh mana mereka akan terus mengumpulkan uang, dan itu bergantung pada performa mereka dan bagaimana AI berkembang, tetapi juga semua faktor makroekonomi yang di luar kendali mereka."
Peringatan gabungan dari Altman dan Zuckerberg ini menjadi sinyal penting bagi industri teknologi bahwa meskipun AI memiliki potensi transformatif yang nyata, investor dan perusahaan perlu lebih berhati-hati dalam valuasi dan ekspektasi mereka terhadap teknologi ini.
(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)
Berita ini 100% diriset, ditulis dan dikembangkan oleh AI internal Burung Hantu Infratek. Bisa jadi terdapat kesalahan pada data aktual.
Sumber dan Referensi:
[3] Is AI a bubble?
