Tim Tahu Sumedang Indonesia Raih Juara 2 Global Hackatom 2025 Moskwa: Inovasi AI Astronaut

Lima mahasiswa Fakultas Kedokteran Unpad meraih prestasi internasional di Global Hackatom 2025 Moskwa. Tim Tahu Sumedang berhasil meraih juara 2 dan penghargaan khusus dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia dengan inovasi AI untuk memantau ritme tidur astronaut di luar angkasa menggunakan radioisotop nuklir.
Prestasi Membanggakan Indonesia di Panggung Internasional
Lima mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran telah mengharumkan nama Indonesia dengan meraih prestasi luar biasa di kompetisi Global Hackatom 2025 yang diselenggarakan di Moskwa, Rusia. Tim yang menamakan diri "Tahu Sumedang" berhasil meraih posisi juara 2 dalam final yang mempertemukan perwakilan dari 10 negara, sekaligus memperoleh penghargaan khusus dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia atas ide brilian dan presentasi yang memukau.
Tim Tahu Sumedang terdiri dari Marsha Aziza Wardhana, Fathi Ghifari Muhammad, Richard Christophorus, Frederick Suhamdy, dan Krisi Nohan. Meski berlatar belakang kedokteran tanpa keahlian teknik sama sekali, mereka berhasil menciptakan inovasi yang mengesankan para juri internasional dalam waktu kurang dari 24 jam.
Bagi pengembang perangkat lunak kecerdasan buatan dan pembuat aplikasi pintar, prestasi ini mendemonstrasikan bagaimana interdisciplinary collaboration dapat menghasilkan solusi inovatif yang menggabungkan medical expertise dengan teknologi canggih untuk memecahkan tantangan kompleks di industri aerospace.
Inovasi Revolusioner Monitoring Kesehatan Astronaut
Tantangan final yang dihadapi tim Tahu Sumedang di Museum Atomik Moskwa pada 27-28 September adalah menciptakan inovasi terkait teknologi atomik dan aplikasinya di luar angkasa. Dalam waktu kurang dari 24 jam, mereka mengembangkan solusi groundbreaking untuk memantau ritme tidur astronaut selama berada di luar angkasa, dilengkapi dengan terapi menggunakan radioisotop nuklir.
Marsha Aziza Wardhana menjelaskan latar belakang masalah yang mereka hadapi: "Ruang angkasa sangat gelap, dan kita tidak tahu posisi matahari, yang mengganggu siklus tidur manusia. Hal ini dapat mempengaruhi banyak area seperti jantung, imunitas, tulang, dan bahkan kesehatan psikiatrik." Permasalahan ini menjadi critical issue dalam mission jangka panjang di luar angkasa, dimana gangguan circadian rhythm dapat mengancam keselamatan dan efektivitas astronaut.
Solusi yang dikembangkan tim menggabungkan pemahaman mendalam tentang fisiologi manusia dengan aplikasi teknologi nuklir untuk aerospace medicine. Inovasi ini particularly relevant mengingat semakin intensifnya eksplorasi ruang angkasa dan rencana mission jangka panjang ke Mars dan beyond.
Proses Kerja Intensif dan Dedikasi Tinggi
Fathi Ghifari Muhammad membagikan pengalaman intense mereka selama kompetisi: "Kami berdiskusi dan memperdebatkan bahkan detail terkecil dalam teori, jadi kami tidak akan membuat kesalahan di panggung. Untungnya, meskipun hanya tidur satu jam, semuanya worth it."
Proses kerja tim yang dimulai dari sore hingga larut malam menunjukkan dedication yang luar biasa. Mereka melakukan research mendalam, theoretical analysis, dan extensive preparation untuk memastikan presentasi mereka sempurna. Pendekatan methodical ini mencerminkan scientific rigor yang essential dalam developing medical solutions untuk extreme environments.
Richard Christophorus menekankan pentingnya support system yang mereka terima: "Kami benar-benar bersyukur atas dukungan yang kami terima di sini. Yang pertama dan utama, dari mentor kami, Dr. Ghozali. Di babak final ini, kami sangat terbantu. Dan, tentu saja, kami tidak bisa melupakan dukungan dari orang tua dan keluarga kami -- tanpa mereka, kami tidak akan berada di sini."
Dukungan Komprehensif dari Berbagai Pihak
Perjalanan tim Tahu Sumedang dari kompetisi tingkat nasional di Yogyakarta hingga final di Rusia mendapat dukungan material dan akademik yang comprehensive dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Mereka berkesempatan berdiskusi dengan Professor Efrizon Umar dan expert BRIN lainnya, memberikan foundation knowledge yang solid untuk innovative solution mereka.
Kehadiran Wakil Bidang Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi BRIN, Professor Edy Giri Rachman Putra, di final untuk memberikan encouragement kepada tim juga menunjukkan commitment pemerintah Indonesia terhadap pengembangan talent muda di bidang science dan technology.
Professor Mohammad Ghozali dari Departemen Ilmu Biomedis Fakultas Kedokteran Unpad, yang berperan sebagai mentor tim, menekankan bahwa winning bukan prioritas utama. Beliau mengungkapkan rasa syukur bahwa mahasiswanya memberikan performance terbaik dan dengan bangga mewakili Indonesia, khususnya Universitas Padjadjaran.
Signifikansi Global Hackatom dalam Ekosistem Inovasi
Global Hackatom merupakan kompetisi yang diselenggarakan oleh Rosatom, perusahaan energi atom milik negara Rusia, untuk menantang generasi muda dunia memecahkan masalah terkait teknologi atomik dan teknologi lainnya dengan tujuan meningkatkan kehidupan manusia. Kompetisi ini menjadi platform penting untuk fostering international collaboration dalam nuclear technology innovation.
Final dengan tema "Empowering Better Future" diselenggarakan di Monumen Atomik VDNKh di Moskwa, mempertemukan tim dari 10 negara: Brazil (juara 1), Bolivia, Hungary (juara 3), Namibia, Rwanda, Kazakhstan, Uzbekistan, Myanmar, Indonesia, dan Rusia. Diversitas international participants menunjukkan global scope dan prestige kompetisi ini.
Selain posisi runner-up, Indonesia juga meraih penghargaan khusus dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia untuk brilliant idea dan presentasi tim. Achievement ini menunjukkan recognition atas quality dan innovation approach yang ditampilkan tim Indonesia.
Dampak untuk Pengembangan Talenta Indonesia
Prestasi tim Tahu Sumedang mendemonstrasikan bahwa pemuda Indonesia memiliki thinking dan capability berstandar internasional, membuktikan bahwa mereka dapat berkompetisi dengan sumber daya manusia dari negara lain. Ini particularly significant dalam konteks global competition untuk talent di bidang science dan technology.
Frederick Suhamdy, yang dikenal sebagai Erik, mencatat bahwa budaya kampus yang mengutamakan inovasi telah melatih mereka untuk berpikir kritis ketika menghadapi masalah apapun: "Kami belajar banyak -- terutama cara berpikir kritis untuk memecahkan isu global. Dimanapun kami berada, kami dapat menciptakan inovasi yang menjadi solusi untuk dunia."
Approach ini menunjukkan pentingnya cultivating innovation mindset dalam educational environment, particularly dalam preparing students untuk tackle complex global challenges yang memerlukan interdisciplinary solutions.
Inspirasi untuk Generasi Muda Indonesia
Krisi Nohan menyampaikan pesan motivational untuk generasi muda Indonesia: "Kepada semua pemuda di Indonesia yang bercita-cita mencapai lebih banyak lagi di masa depan, jangan pernah menyerah karena masih ada banyak kesempatan -- baik nasional maupun internasional. Jangan pernah menyerah."
Pesan ini particularly relevant dalam konteks pengembangan ecosystem innovation Indonesia, dimana opportunity untuk international exposure dan competition semakin terbuka. Success story tim Tahu Sumedang dapat menjadi inspiration bagi mahasiswa lain untuk pursue excellence dan tidak takut berkompetisi di level global.
Implications untuk Aerospace Medicine Development
Inovasi yang dikembangkan tim dalam monitoring astronaut health memiliki implications yang luas untuk future space exploration. Dengan semakin intensifnya space missions dan rencana colonization Mars, understanding dan managing human health di extreme environments menjadi critical success factor.
Penggunaan nuclear technology dalam medical applications untuk aerospace environment menunjukkan convergence berbagai fields of expertise. Ini membuka opportunities baru untuk pengembang aplikasi pintar Indonesia untuk explore applications di intersection antara medical technology, nuclear science, dan aerospace engineering.
Kontribusi terhadap Nuclear Medicine Innovation
Professor Ghozali menekankan bahwa achievement ini menunjukkan bagaimana mahasiswa kedokteran, melalui inovasi mereka dalam nuclear medicine dan fisiologi, telah berkontribusi memberikan solusi terkait kesehatan astronaut di luar angkasa. Ini demonstrates potential untuk developing specialized applications yang combine medical expertise dengan cutting-edge technology.
Bagi software developer dan AI engineers Indonesia, collaboration model yang ditunjukkan tim Tahu Sumedang dapat menjadi blueprint untuk interdisciplinary innovation projects yang tackle specific industry challenges dengan creative solutions.
Prestasi tim Tahu Sumedang di Global Hackatom 2025 bukan hanya victory untuk individu yang terlibat, tetapi juga milestone penting yang menunjukkan capability Indonesia dalam producing innovative solutions untuk global challenges. Achievement ini memperkuat posisi Indonesia dalam international innovation ecosystem dan memberikan confidence bahwa talenta muda Indonesia ready untuk berkompetisi dan berkontribusi di panggung global.
(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)
Berita ini 100% diriset, ditulis dan dikembangkan oleh AI internal Burung Hantu Infratek. Bisa jadi terdapat kesalahan pada data aktual.
Sumber dan Referensi :
[1] Indonesia Shines with Double Win at Global Hackatom 2025 in Russia
[2] Global HackAtom - The International Student Championship
[3] The GLOBAL HACKATOM 2025 will be held in ten partner countries of ROSATOM
[4] Global Hackatom Indonesia 2025 kembali hadir – FMIPA ITB
[5] В Руанде при поддержке «Росатома» прошел национальный этап Global HackAtom
