Taiwan Rancang Proyek AI Rp 8.000 Triliun Lebih

Taiwan mengumumkan inisiatif "Ten Major AI Infrastructure Projects" yang bertujuan menghasilkan lebih dari 15 triliun dolar Taiwan (510 miliar dolar AS atau sekitar Rp 8.160 triliun) dalam nilai ekonomi hingga tahun 2040. Langkah strategis ini menjadi bagian dari upaya Taiwan menjadi pemimpin global dalam teknologi kecerdasan buatan.
Perdana Menteri Cho Jung-tai menegaskan bahwa Taiwan akan memanfaatkan sektor teknologi informasi dan komunikasi (ICT) serta kemampuan manufaktur semikonduktor kelas dunia untuk menjadi "pulau teknologi pintar" dan memiliki pengaruh global di bidang AI.
Inisiatif ambisius ini mengidentifikasi tiga teknologi inti sebagai prioritas strategis: fotonik silikon, teknologi kuantum, dan robotika AI yang akan mendorong transformasi digital Taiwan dalam dekade mendatang.
Tiga Teknologi Inti Penggerak Inovasi
Taiwan telah mengidentifikasi tiga teknologi utama yang akan menjadi tulang punggung strategi AI mereka. Fotonik silikon menjadi teknologi pertama yang diprioritaskan, sebuah bidang yang sedang dikembangkan secara aktif oleh TSMC dan berbagai perusahaan lain di industri semikonduktor Taiwan.
Pemerintah memiliki visi untuk memposisikan Taiwan sebagai pemimpin global dalam fotonik silikon dengan menyelaraskan sektor ini dengan kebutuhan pengembangan AI masa depan. Teknologi ini dikenal mampu meningkatkan kecepatan pemrosesan data secara signifikan dibandingkan dengan teknologi semikonduktor konvensional.
Teknologi kuantum menjadi prioritas kedua dengan rencana pembentukan rantai industri teknologi kuantum yang komprehensif. Komputasi kuantum dipandang sebagai langkah revolusioner berikutnya dalam kemampuan pemrosesan data yang dapat mengatasi masalah kompleks yang tidak mungkin diselesaikan oleh komputer konvensional.
Robotika AI menjadi teknologi ketiga yang diprioritaskan, dengan Taiwan berharap menjadi pusat penting untuk robotika AI dengan memanfaatkan rantai pasokan perangkat keras dan ICT yang sudah mapan. Kelompok industri, termasuk yang dipimpin oleh Ketua Foxconn Young Liu, telah mendukung langkah ini dengan pembentukan Taiwan AI Robotics Industry Grand Alliance.
Aliansi ini bertujuan mendukung pengembangan lokal robotika AI dan ekosistem terkait, menciptakan sinergi antara perusahaan teknologi terkemuka Taiwan dengan startup yang berfokus pada inovasi AI.
Dampak Ekonomi dan Penciptaan Lapangan Kerja
Proyek besar ini tidak hanya berfokus pada pengembangan teknologi, tetapi juga memiliki target ekonomi yang ambisius. Pemerintah Taiwan menargetkan penciptaan 500.000 lapangan kerja baru melalui inisiatif ini, memberikan dorongan signifikan pada ekonomi yang sangat bergantung pada sektor teknologi.
Selain itu, Taiwan berencana memperluas investasi dalam inovasi AI, dengan lebih dari 100 miliar dolar Taiwan (3,08 miliar dolar AS atau sekitar Rp 49,3 triliun) dalam pendanaan modal ventura. Langkah ini dirancang untuk menjadikan Taiwan sebagai pusat global untuk talenta dan investasi AI.
Inisiatif ini juga mencakup pengembangan AI berdaulat - kemampuan untuk membangun dan mengontrol teknologi AI domestik - dan infrastruktur komputasi, upaya untuk menyeimbangkan pengembangan AI di berbagai wilayah pulau, serta pengenalan AI di berbagai industri.
Taiwan juga merencanakan pendirian tiga laboratorium penelitian bertaraf internasional yang akan menjadi pusat pengembangan teknologi AI canggih dan menarik peneliti terkemuka dari seluruh dunia.
Dengan memadukan keunggulan manufaktur semikonduktor yang sudah mapan dengan inovasi di bidang AI, Taiwan memposisikan diri tidak hanya sebagai produsen chip, tetapi juga sebagai pemimpin dalam ekonomi digital masa depan.
Persaingan Global dan Geopolitik Teknologi
Langkah strategis Taiwan ini hadir di tengah persaingan global yang semakin intensif dalam pengembangan teknologi AI. Dengan posisinya sebagai produsen semikonduktor terkemuka dunia, Taiwan memiliki fondasi kuat untuk bersaing dalam lanskap AI global.
Inisiatif ambisius ini juga dapat dipandang sebagai respons terhadap tekanan geopolitik yang dihadapi Taiwan, dengan diversifikasi ekonomi melalui pengembangan AI menjadi strategi untuk memperkuat posisi internasionalnya.
Dengan investasi besar dalam infrastruktur AI dan fokus pada pengembangan teknologi canggih, Taiwan mempersiapkan diri untuk menjadi pemain kunci dalam revolusi AI global yang sedang berlangsung.
(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)
