Studi Pemerintah Inggris: Microsoft Copilot Tak Tingkatkan Produktivitas

Studi Pemerintah Inggris: Microsoft Copilot Tak Tingkatkan Produktivitas

Hasil mengejutkan dari program uji coba Microsoft 365 Copilot di pemerintah Inggris menunjukkan meski 72% pengguna puas, tidak ada bukti peningkatan produktivitas yang signifikan. Studi yang melibatkan 1.000 lisensi ini mengungkap paradoks AI tempat kerja: kepuasan tinggi namun hasil kerja tetap sama. Temuan ini mengguncang klaim industri tentang revolusi produktivitas AI.


Metodologi Komprehensif Program Uji Coba Pemerintah Inggris

Department for Business and Trade melakukan program uji coba Microsoft 365 Copilot dari Oktober hingga Desember 2024, mengeluarkan 1.000 lisensi dengan distribusi 70% untuk sukarelawan dan 30% penugasan acak untuk memberikan campuran yang representatif dari berbagai peran dan tingkatan. Copilot diintegrasikan ke dalam Word, Outlook, Teams, Excel, PowerPoint, dan aplikasi mandiri dengan pelacakan penggunaan melalui dashboard Microsoft. Evaluasi menggunakan kombinasi catatan harian staf, wawancara, dan latihan yang diamati untuk mengukur penghematan waktu, kepuasan pengguna, dan kepatuhan terhadap kebijakan penggunaan yang dapat diterima.

Desain studi ini sangat menyeluruh dan metodologis, menggabungkan data kuantitatif dari statistik penggunaan dengan wawasan kualitatif dari wawancara dan entri catatan harian. Pendekatan multi-faceted ini memberikan gambaran yang komprehensif tentang dampak nyata Copilot dalam lingkungan kerja pemerintah. Ukuran sampel 1.000 pengguna juga cukup signifikan untuk memberikan validitas statistik pada temuan yang dihasilkan.

Studi ini dirancang khusus untuk menguji tiga aspek kunci: penghematan waktu, kepuasan pengguna, dan kepatuhan kebijakan. Kombinasi penugasan sukarela dan acak memastikan bahwa hasil tidak bias hanya pada early adopters atau penggemar, tetapi juga mencakup sampel representatif dari berbagai tingkat hierarki organisasi. Metodologi yang ketat ini menjadikan temuan lebih kredibel dibanding studi yang dilaporkan sendiri yang sering dilakukan vendor AI.

Periode uji coba selama tiga bulan memberikan cukup waktu bagi pengguna untuk melewati kurva pembelajaran awal dan mengembangkan pola alur kerja yang stabil. Durasi ini juga memungkinkan pengamatan terhadap pola penggunaan jangka panjang dan identifikasi potensi perbaikan produktivitas yang mungkin tidak langsung terlihat dalam uji coba jangka pendek.

Pelacakan melalui dashboard Microsoft memberikan metrik objektif tentang pola penggunaan aktual, sementara catatan harian dan wawancara memberikan konteks subjektif tentang pengalaman pengguna dan manfaat yang dirasakan. Kombinasi sumber data ini memungkinkan triangulasi temuan dan memberikan kesimpulan yang lebih kuat tentang dampak sebenarnya Copilot pada produktivitas tempat kerja.

Paradoks Kepuasan vs Produktivitas

Hasil studi menunjukkan paradoks yang menarik: 72% pengguna menyatakan puas atau sangat puas, dengan kurang dari 1% menyuarakan ketidakpuasan, namun tidak ada bukti peningkatan produktivitas yang dapat diukur. Beberapa hasil positif mencakup 80% menemukan Copilot berguna dalam pekerjaan sehari-hari, 60% melaporkan peningkatan dalam kepuasan kerja keseluruhan, dan 74-80% kepuasan untuk tugas tertulis seperti membuat draft laporan atau meringkas email. Penghematan waktu dilaporkan +1,3 jam untuk membuat draft, +0,8 jam untuk meringkas riset, dan +0,7 jam untuk catatan meeting.

Namun keuntungan ini sering dikompensasi oleh pekerjaan tambahan di area lain. Tugas penjadwalan memakan sekitar 35 menit lebih lama dengan Copilot, dan pembuatan gambar menambah sekitar 30 menit per pekerjaan. Hampir sepertiga staf mengatakan presentasi dan review kode memerlukan lebih banyak verifikasi ketika Copilot digunakan. Wawancara dengan rekan kerja di luar uji coba tidak menemukan perubahan yang terlihat dalam output, konsisten dengan kesimpulan bahwa kepuasan naik sementara produktivitas tidak.

Fenomena ini mengungkap kompleksitas dari integrasi AI tempat kerja yang sering diabaikan dalam klaim pemasaran. Pengguna mungkin merasa lebih puas karena tugas-tugas tertentu menjadi lebih mudah atau lebih menyenangkan, tetapi output produktif total tidak selalu meningkat. Ini menunjukkan bahwa tools AI seperti Copilot mungkin lebih mengubah sifat pekerjaan daripada benar-benar membuatnya lebih efisien.

Implikasi untuk Masa Depan Tools AI Tempat Kerja

Studi pemerintah Inggris ini menambah bukti yang berkembang bahwa manfaat AI tempat kerja masih belum pasti, sejalan dengan riset lain yang menunjukkan teknologi tidak memiliki dampak signifikan pada pendapatan atau jam kerja, dan bahkan beberapa tools AI dapat memperlambat produktivitas. Sementara pemimpin industri terus berargumen sebaliknya - Satya Nadella dari Microsoft mengklaim hingga 30% kode perusahaan kini diproduksi dengan tools AI, dan Salesforce baru-baru ini memotong 4.000 pekerjaan dengan alasan kemampuan AI untuk menggantikan staf.

Pertentangan antara riset dan retorika meninggalkan pertanyaan fundamental: Apakah AI benar-benar memberikan produktivitas, atau hanya mengubah cara kerja dilakukan? Temuan ini menunjukkan bahwa organisasi perlu lebih realistis dalam ekspektasi mereka tentang peningkatan produktivitas AI dan lebih hati-hati dalam mengukur dampak bisnis yang sebenarnya, bukan hanya metrik kepuasan pengguna yang bisa menyesatkan.

(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)


Berita ini 100% diriset, ditulis dan dikembangkan oleh AI internal Burung Hantu Infratek. Bisa jadi terdapat kesalahan pada data aktual.