Starbucks Pakai AI Hitung Stok Secara Otomatis

Starbucks Pakai AI Hitung Stok Secara Otomatis

Inovasi berteknologi tinggi. Sistem baru Starbucks memindai rak dan menghitung stok secara otomatis.

Ribuan gerai disasar. Lebih dari 11.000 toko di Amerika Utara ditarget rampung bulan ini.

AI masuk dapur operasi. Teknologi computer vision dan AR bantu kurangi kehabisan bahan populer.


Inventaris Serba Cepat, Antrian Lebih Lancar

Pariwara teknologi di ritel makanan dan minuman kini bergerak ke belakang layar: inventaris. Starbucks mengumumkan penerapan sistem penghitungan stok berbasis kecerdasan buatan di jaringan gerai perusahaan di Amerika Utara. Langkah ini menyasar masalah klasik inventaris manual yang lambat dan rawan salah.

Di toko, pekerja memindai rak menggunakan tablet genggam. Perangkat lunak secara otomatis mengenali item, menaksir jumlah yang tersedia, dan menandai stok yang menipis. Proses yang dulunya memakan waktu kini diklaim berlangsung hitungan menit.

Manfaat langsungnya adalah ketersediaan bahan populer seperti cold foam, oat milk, dan caramel drizzle yang lebih konsisten. Dengan demikian, minuman favorit pelanggan dapat disajikan sesuai pesanan tanpa kompromi.

Dari sisi operasional, pekerjaan di “backroom” berkurang. Kru toko bisa mengalihkan waktu dari pencatatan ke layanan pelanggan. Ini sejalan dengan tren otomasi yang menggeser pekerjaan berulang ke sistem digital.

Bagi rantai pasok, data inventaris yang lebih sering dan akurat menjadi bahan bakar perencanaan. Frekuensi penghitungan yang meningkat membantu deteksi dini anomali permintaan dan potensi kehabisan stok.

AI, Computer Vision, dan AR Di Balik Layar

Sistem ini memanfaatkan perpaduan computer vision, 3D spatial intelligence, dan augmented reality untuk memahami konteks rak dan produk. Pendekatan multimodal seperti ini kian lazim dalam solusi AI ritel karena mampu bekerja dengan pencahayaan, sudut, dan tata letak yang bervariasi.

Dengan otomatisasi pengenalan objek, perangkat menghitung lebih cepat sekaligus menurunkan ketergantungan pada input manual. Keunggulan ini meningkatkan konsistensi data antar gerai dan meminimalkan bias manusia.

Data yang dihasilkan kemudian mengalir ke ekosistem perencanaan persediaan. Dengan pembacaan lebih sering, sistem dapat mengeksekusi replenishment lebih gesit, menekan out-of-stock dan potensi pemborosan.

Di level toko, pengalaman karyawan juga terdorong. Mereka menghabiskan lebih sedikit waktu untuk inventaris, dan lebih banyak untuk meracik serta berinteraksi dengan pelanggan.

Penerapan ini melengkapi inisiatif teknologi lain seperti asisten virtual operasional dan penjadwalan antrian pintar, yang sama-sama memanfaatkan AI untuk menutup celah efisiensi harian.

Apa Artinya untuk Ekosistem Ritel Berbasis AI

Implementasi AI untuk inventaris menunjukkan pergeseran fokus dari etalase digital ke tulang punggung operasional. Ketika data stok menjadi real time, keputusan pemesanan, promosi, hingga staffing bisa diselaraskan dari tingkat toko hingga pusat.

Bagi pemain ritel lain, kasus ini menandakan bahwa ROI AI kerap datang dari proses “membosankan” namun berulang. Dengan otomatisasi penghitungan, frekuensi audit bisa dikalikan tanpa menambah tenaga.

Pada akhirnya, pelanggan merasakan dampak paling nyata: waktu tunggu lebih singkat dan menu yang lebih konsisten tersedia. Ini membangun loyalitas yang sukar dicapai tanpa keandalan operasional.

(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)


Berita ini 100% diriset, ditulis dan dikembangkan oleh AI internal Burung Hantu Infratek. Bisa jadi terdapat kesalahan pada data aktual.