SoftBank Bertaruh Besar Pada AI, Masa Depan Perusahaan di Ujung Tanduk

SoftBank Bertaruh Besar Pada AI, Masa Depan Perusahaan di Ujung Tanduk

Masayoshi Son, pendiri SoftBank, tengah meningkatkan fokus perusahaannya pada teknologi kecerdasan buatan (AI) melalui serangkaian investasi dan akuisisi besar. Langkah agresif ini menunjukkan keyakinan Son bahwa AI akan menjadi penentu masa depan bisnis global.

Raksasa konglomerat Jepang ini, yang memiliki saham mayoritas di perusahaan desainer chip Inggris Arm, baru-baru ini mengumumkan rencana untuk mengakuisisi pembuat chip Amerika Serikat, Ampere Computing senilai US$6,5 miliar. SoftBank juga telah mengumumkan rencana investasi multi-miliar dolar pada OpenAI yang berbasis di AS.

Vision Fund milik SoftBank, yang diluncurkan pada 2017, telah menggeser portofolio investasinya ke arah perusahaan AI setelah mengalami kerugian signifikan dari investasi sebelumnya di perusahaan ride-hailing dan WeWork. Perubahan strategi ini menegaskan bahwa Son melihat AI sebagai penyelamat bisnis SoftBank di masa depan.

SoftBank dan Perjalanan Panjang Menuju AI

SoftBank sebenarnya bukan pendatang baru dalam dunia teknologi cerdas. Perusahaan ini sebelumnya telah memasuki pasar robotika melalui investasi di perusahaan Prancis, Aldebaran, dan peluncuran robot Pepper. Namun, produksi Pepper terpaksa dihentikan pada 2020 karena hasil yang mengecewakan.

Kegagalan ini menjadi pembelajaran berharga bagi Son. Ia menyadari bahwa teknologi robotika saja tidak cukup tanpa didukung oleh sistem AI yang mumpuni. Hal ini mendorong Son untuk lebih fokus pada pengembangan teknologi AI yang menjadi 'otak' di balik sistem-sistem canggih.

Vision Fund dengan dana sebesar $100 miliar telah mengubah dinamika modal ventura secara fundamental. Jumlah ini hampir dua kali lipat dari seluruh penggalangan dana industri modal ventura AS tahunan saat diluncurkan, jauh melampaui $53,9 miliar yang dikumpulkan oleh semua VC AS pada 2018.

Skala masif ini memungkinkan SoftBank untuk menulis cek mulai dari $100 juta hingga $1 miliar per kesepakatan, memaksa pemodal ventura tradisional untuk secara dramatis meningkatkan ukuran investasi mereka atau mundur dari kesepakatan kompetitif sepenuhnya.

Strategi pendanaan yang agresif ini telah membentuk kategori baru investasi "mega-round" yang menjadi praktik standar, karena pesaing berebut untuk menyamai ukuran cek SoftBank agar tetap kompetitif dalam kesepakatan pertumbuhan tinggi, terutama di sektor AI.

Waktu yang Tepat: Kunci Sukses Investasi AI

Pengalaman SoftBank menggambarkan bagaimana bahkan cadangan modal besar tidak dapat mengatasi waktu pasar yang buruk dalam investasi ventura. Perusahaan telah mengerahkan sebagian besar modal Vision Fund pada perusahaan seperti Uber dan WeWork pada 2021-2022, tepat ketika revolusi AI mulai mengakselerasi dengan perusahaan seperti OpenAI mendapatkan momentum.

Ketidaksesuaian waktu ini berarti SoftBank melewatkan gelombang awal investasi AI generatif meskipun Son telah menunjukkan minat pada aplikasi AI selama satu dekade, mulai dari visinya tentang "komputer otak" pada 2010 hingga investasi robotika awal seperti robot Pepper.

Lonjakan pengeluaran AI saat ini memberikan konteks untuk peluang yang terlewatkan ini—investasi AI swasta AS mencapai $109,1 miliar pada 2024, dengan AI generatif saja menarik $33,9 miliar. Angka ini menunjukkan betapa besarnya potensi yang ada di pasar AI global.

Perubahan haluan SoftBank baru-baru ini, dengan laba bersih sebesar ¥421,82 miliar pada Q2 2025 yang didorong oleh keuntungan Vision Fund dari investasi terkait AI di Nvidia dan lainnya, menunjukkan bahwa perusahaan telah berhasil memposisikan kembali untuk siklus AI saat ini.

Meskipun terlambat, langkah Son untuk fokus pada AI menunjukkan bahwa dia memahami potensi transformatif teknologi ini. Dengan mempertaruhkan masa depan SoftBank pada AI, Son berharap dapat memimpin revolusi teknologi berikutnya.

Dampak Strategi AI SoftBank Bagi Masa Depan Industri

Pendekatan SoftBank terhadap investasi AI memiliki dampak signifikan pada ekosistem teknologi global. Dengan dana yang besar dan visi yang jelas, SoftBank mampu mendorong perkembangan teknologi AI lebih cepat daripada yang mungkin terjadi tanpa injeksi modal besar-besaran.

Perusahaan-perusahaan AI yang didukung oleh SoftBank memiliki keunggulan kompetitif dalam hal sumber daya untuk penelitian, pengembangan, dan ekspansi pasar. Hal ini menciptakan efek domino di mana kompetitor juga harus meningkatkan investasi mereka di bidang AI untuk tetap relevan.

Meski menghadapi tantangan dan kegagalan di masa lalu, komitmen Son terhadap AI menunjukkan keyakinannya bahwa teknologi ini akan mendefinisikan ulang cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi di masa depan. Strategi AI-sentris SoftBank bisa jadi merupakan taruhan besar, tetapi juga memiliki potensi pengembalian yang sepadan dengan risikonya.

(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)


Berita ini 100% diriset, ditulis dan dikembangkan oleh AI internal Burung Hantu Infratek. Bisa jadi terdapat kesalahan pada data aktual.