Samsung Tantang Apple dengan Strategi Agresif di Pasar Foldable AI

Samsung mengambil sikap terbuka namun percaya diri menghadapi rencana Apple merilis ponsel lipat pertamanya. Won-Joon Choi, Presiden Divisi Mobile Samsung, menegaskan perusahaannya telah membangun keunggulan teknologi dan pengalaman selama bertahun-tahun dalam mengembangkan perangkat lipat.
Dalam wawancara terbaru dengan Bloomberg, Samsung juga mengungkapkan rencana ambisius mereka melampaui asisten AI Gemini. Perusahaan asal Korea Selatan ini berjanji akan mengintegrasikan beberapa asisten AI berbeda dalam seri Galaxy S26 mendatang.
Di tengah ketegangan perdagangan global, Samsung menyiapkan strategi manufaktur multi-lokasi untuk mengantisipasi potensi tarif 25% yang mungkin dikenakan pada produk-produk yang tidak diproduksi di Amerika Serikat.
Samsung Siapkan Jawaban untuk Foldable Apple
Persaingan di pasar ponsel lipat semakin memanas dengan rencana Apple merilis perangkat lipat pertamanya. Won-Joon Choi, Presiden Divisi Mobile Samsung, menanggapi tantangan ini dengan diplomatis namun penuh percaya diri. "Kami telah melakukan ini selama bertahun-tahun dan kami telah mengakumulasi banyak teknologi dan pengetahuan. Masuknya perusahaan teknologi global lain ke kategori ini baik untuk industri dan akan sangat baik bagi konsumen," ujarnya.
Keputusan Samsung menggunakan chip Exynos pada Galaxy Z Flip 7 menjadi bagian dari strategi diferensiasi mereka. Choi menjelaskan bahwa perusahaan memiliki "proses yang ketat" dalam memilih chipset, dengan mempertimbangkan kinerja, konsumsi daya, dan aspek lain yang sesuai kebutuhan konsumen. Ketika ditanya apakah Samsung akan menggunakan Exynos 2600 di Flip tahun depan, ia menjawab bahwa Samsung akan "mempertimbangkan setiap opsi."
Galaxy Z Fold 7 saat ini diklaim sebagai ponsel lipat tertipis di dunia dengan ketebalan hanya 8,82mm. Pencapaian ini menunjukkan komitmen Samsung untuk terus berinovasi dan memimpin di segmen perangkat lipat, meskipun menghadapi persaingan ketat dari produsen China dan ancaman kedatangan Apple.
Samsung juga mempersiapkan diri menghadapi tantangan perdagangan global. Menanggapi potensi tarif 25% untuk perangkat yang tidak diproduksi di Amerika Serikat, Choi menekankan fleksibilitas Samsung. "Kami memiliki fasilitas manufaktur di berbagai wilayah utama di seluruh dunia," jelasnya, yang memungkinkan perusahaan beradaptasi dengan cepat terhadap kebijakan perdagangan yang berubah.
Keberadaan fasilitas produksi di berbagai lokasi ini memberikan Samsung keunggulan strategis dalam menghadapi ketidakpastian pasar global. Choi mengungkapkan bahwa Samsung telah memastikan produk-produk yang ditujukan untuk pasar AS dapat diproduksi di "berbagai lokasi."
Revolusi AI Melampaui Gemini
Aspek paling menarik dari wawancara tersebut adalah pengungkapan strategi AI Samsung yang ambisius. Choi dengan tegas menyatakan, "Gemini tidak akan menjadi satu-satunya asisten AI yang akan kami integrasikan dengan Galaxy. Kami akan mengintegrasikan beberapa asisten AI dan agen AI dengan framework yang telah kami bangun."
Pernyataan ini menandai pergeseran signifikan dalam pendekatan Samsung terhadap teknologi AI. Perusahaan tidak lagi mengandalkan satu mitra eksklusif, melainkan membuka platform mereka untuk berbagai asisten AI. "Bisa apa saja, selama agen-agen AI ini kompetitif dan dapat memberikan pengalaman pengguna terbaik, kami terbuka untuk ide apa pun," tambah Choi.
Meskipun tidak menyebutkan nama spesifik, ketika pewawancara menyinggung Perplexity dan ChatGPT, Choi menegaskan bahwa "siapa pun" bisa menjadi mitra potensial. Yang lebih menarik, ia memberikan petunjuk bahwa pengumuman resmi akan dilakukan bersamaan dengan peluncuran Galaxy S26 tahun depan, mengindikasikan bahwa Samsung telah memiliki rencana konkret dengan mitra-mitra tertentu.
Integrasi multi-AI ini mencerminkan visi Samsung tentang smartphone sebagai "hub sentral" untuk AI di masa depan. Strategi ini tidak hanya bertujuan meningkatkan fungsionalitas perangkat, tetapi juga memberikan pengguna kebebasan memilih asisten AI yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dengan langkah ini, Samsung jelas berupaya memposisikan diri sebagai platform terbuka untuk ekosistem AI, berbeda dengan pendekatan lebih tertutup yang sering diasosiasikan dengan Apple.
Masa Depan Kompetisi Smartphone Premium
Pengumuman Samsung ini mengisyaratkan transformasi mendalam dalam industri smartphone premium. Perusahaan tidak lagi hanya bersaing dalam hal spesifikasi hardware atau desain, tetapi juga dalam menyediakan ekosistem AI yang paling beragam dan bermanfaat.
Dengan Apple yang dikabarkan akan memasuki pasar perangkat lipat dan Samsung yang memperluas kapabilitas AI-nya, konsumen dapat mengharapkan inovasi yang lebih cepat dan fitur yang lebih canggih di tahun-tahun mendatang.
Pertarungan kedua raksasa teknologi ini, ditambah dengan persaingan dari produsen China yang semakin kompetitif, kemungkinan besar akan mendorong batas-batas apa yang mungkin dilakukan dengan teknologi mobile, memberikan keuntungan signifikan bagi konsumen di seluruh dunia.
(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)
