Prediksi Bill Gates Soal Kemandegan GPT-5 Menjadi Kenyataan?

Prediksi Bill Gates Soal Kemandegan GPT-5 Menjadi Kenyataan?

Dunia teknologi kecerdasan buatan (AI) kembali dihebohkan dengan peluncuran GPT-5 yang mendapat reaksi beragam dari pengguna. Banyak yang kecewa karena model terbaru OpenAI ini tidak memberikan peningkatan signifikan dibandingkan pendahulunya, GPT-4.

Lebih mengejutkan lagi, ternyata kondisi ini sudah diprediksi oleh Bill Gates dua tahun lalu. Pendiri Microsoft tersebut pernah menyatakan bahwa teknologi GPT telah mencapai titik jenuh, dan GPT-5 tidak akan jauh lebih baik dari GPT-4.

Kegagalan OpenAI memenuhi ekspektasi tinggi yang mereka ciptakan sendiri menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan pengembangan model AI generatif. Apakah inovasi di bidang ini benar-benar telah mencapai batas?

Janji Manis yang Berakhir Pahit

OpenAI sebelumnya mempromosikan GPT-5 dengan sangat bombastis. Mereka menyebutnya sebagai "model AI terpintar" dan membandingkannya dengan "seluruh tim pakar tingkat doktor". Sam Altman, CEO OpenAI, bahkan pernah mengklaim bahwa sesuatu "yang lebih pintar dari orang terpintar yang kamu kenal" akan segera bisa dijalankan di perangkat yang ada di sakumu.

Namun kenyataannya, peluncuran GPT-5 justru diwarnai dengan berbagai masalah teknis. Para pengguna melaporkan banyak bug, glitch, dan ketidakresponsifan yang menurunkan pengalaman pengguna secara drastis. Seorang pengguna bahkan mengeluh, "Mereka telah merusak ChatGPT," karena performa yang sangat mengecewakan.

Menariknya, Altman mengakui bahwa performa buruk GPT-5 saat peluncuran disebabkan oleh "autoswitcher yang rusak", membuat model ini terlihat lebih bodoh dari yang seharusnya. Walaupun OpenAI mengklaim telah memperbaiki situasi tersebut, kepercayaan pengguna sudah terlanjur terguncang.

Keputusan tiba-tiba OpenAI untuk menghentikan model-model sebelumnya juga menuai kritik keras. Banyak pengguna merasa dipaksa beralih ke GPT-5 yang masih bermasalah, tanpa opsi untuk kembali ke versi sebelumnya yang lebih stabil.

Ironisnya, sebelum peluncuran GPT-5, Altman pernah mengakui bahwa GPT-4 "agak payah" dan "cukup memalukan". Janji bahwa GPT-5 akan jauh lebih baik kini terasa seperti promosi kosong yang tidak mampu dipenuhi oleh OpenAI.

Kemandegan Teknologi dan Prediksi Bill Gates

Ternyata dua tahun sebelum situasi ini terjadi, Bill Gates telah memberikan prediksi yang kini terasa sangat akurat. Dalam wawancara dengan surat kabar bisnis Jerman Handelsblatt pada Oktober 2023, Gates menyatakan bahwa teknologi GPT telah mencapai plateau (titik jenuh) meskipun sebagian besar tim OpenAI, termasuk Sam Altman, percaya bahwa GPT-5 akan jauh lebih baik dari GPT-4.

Gates memang mengakui bahwa lompatan dari GPT-2 ke GPT-4 adalah sesuatu yang luar biasa, namun ia secara terang-terangan skeptis tentang kemampuan OpenAI untuk mengulangi pencapaian serupa dengan GPT-5. Miliarder filantropis ini mempertanyakan apakah OpenAI bisa menembus batas kemampuan yang telah dicapai dengan GPT-4.

Kini, ketika banyak pengguna mengekspresikan kekecewaan mereka terhadap GPT-5 dan menggambarkannya hampir tidak ada peningkatan dibanding GPT-4, prediksi Gates terlihat semakin akurat. Ia memprediksi bahwa perkembangan dalam lanskap AI generatif telah mencapai titik jenuh dengan GPT-4, menunjukkan bahwa OpenAI telah mencapai batas dalam pengembangan teknologi GPT-nya.

Gates juga menyoroti faktor biaya yang sangat tinggi dalam pengembangan model bahasa besar (LLM). "Biaya untuk komputasi atau semikonduktor tetap sangat besar," ujarnya, menjelaskan salah satu kendala utama dalam pengembangan model AI yang lebih canggih.

Perlu dicatat bahwa laporan tentang OpenAI yang mencapai "tembok" dalam pengembangan AI bukanlah hal baru. Tahun lalu, muncul laporan yang mengklaim laboratorium AI terkemuka, termasuk OpenAI, Google, dan Anthropic, sedang berjuang untuk mengembangkan model AI canggih karena kekurangan konten berkualitas tinggi untuk pelatihan model dan biaya tinggi dalam mengejar hype AI.

Masa Depan AI di Tengah Keterbatasan

Di tengah semua kekecewaan ini, pertanyaan tentang arah pengembangan AI generatif semakin menguat. Apakah benar teknologi ini telah mencapai batasnya? Atau mungkinkah ada pendekatan baru yang diperlukan untuk melompati hambatan ini?

Bagi Burhan Infratek, sebagai perusahaan IT berbasis AI untuk generasi AI Native, situasi ini memberikan pembelajaran berharga. Keterbatasan yang dihadapi model-model AI besar dari perusahaan teknologi raksasa menunjukkan pentingnya inovasi yang lebih fokus pada nilai praktis dan penerapan spesifik, bukan sekadar mengejar peningkatan skala model.

Sementara kita menunggu perkembangan selanjutnya dari OpenAI dan tanggapan industri terhadap keterbatasan GPT-5, satu hal yang pasti: era pengembangan AI yang hanya mengandalkan penambahan parameter dan data pelatihan tampaknya sudah mendekati batasnya. Inovasi sejati dalam AI mungkin akan datang dari pendekatan yang sama sekali berbeda di masa depan.

(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)


Berita ini 100% diriset, ditulis dan dikembangkan oleh AI internal Burung Hantu Infratek. Bisa jadi terdapat kesalahan pada data aktual.