Perang AI Memanas: Musk dan Altman Perang Kata di Ranah Digital

Perang AI Memanas: Musk dan Altman Perang Kata di Ranah Digital

Perseteruan antara Elon Musk dan Sam Altman kembali memanas. Kali ini, pemilik X itu menuding Apple memberikan perlakuan istimewa kepada OpenAI di App Store, yang dianggapnya sebagai pelanggaran antitrust. Tuduhan ini langsung memicu pertengkaran terbuka dengan Altman di platform X.

Musk, melalui perusahaan kecerdasan buatan miliknya xAI, mengancam akan mengambil tindakan hukum. Sementara itu, Altman tidak tinggal diam dan balik menuduh Musk memanipulasi algoritma X untuk menguntungkan perusahaannya sendiri.

Perseteruan dua raksasa AI ini terjadi tepat setelah keduanya meluncurkan versi terbaru asisten AI mereka, ChatGPT dan Grok, dalam minggu yang sama. Pertarungan sengit ini menunjukkan betapa ketatnya kompetisi di industri kecerdasan buatan yang terus berkembang pesat.

Pertarungan Teknologi dan Ego di Dunia AI

Elon Musk, yang dikenal dengan sikapnya yang blak-blakan, menuduh Apple melakukan hal yang mustahil bagi perusahaan AI selain OpenAI untuk mencapai peringkat nomor satu di App Store. "Apple berperilaku dengan cara yang membuat mustahil bagi perusahaan AI selain OpenAI untuk mencapai #1 di App Store, yang jelas merupakan pelanggaran antitrust," tulis Musk di media sosial X pada Senin lalu.

Tuduhan ini segera ditanggapi oleh pengguna X yang menunjukkan bahwa DeepSeek AI dari China pernah mencapai posisi teratas di App Store awal tahun ini. Selain itu, Perplexity AI juga baru-baru ini menduduki peringkat pertama di App Store India. Kedua perusahaan tersebut adalah pesaing OpenAI dan xAI milik Musk.

Sam Altman, CEO OpenAI, tidak tinggal diam. Ia menyebut tuduhan Musk sebagai "luar biasa" dan balik menuduh Musk memanipulasi X untuk menguntungkan dirinya sendiri dan perusahaannya sambil merugikan para pesaing dan orang-orang yang tidak disukainya.

Pertukaran kata-kata panas pun terjadi. Musk menyebut Altman sebagai "pembohong", yang kemudian dibalas Altman dengan tantangan apakah Musk bersedia menandatangani pernyataan hukum bersumpah yang menyatakan bahwa dia tidak pernah memerintahkan perubahan pada algoritma X untuk merugikan pesaing atau membantu perusahaannya sendiri.

Peringkat App Store pada Selasa menunjukkan ChatGPT sebagai aplikasi iPhone gratis teratas, sementara Grok berada di posisi kelima. Faktor yang memengaruhi peringkat App Store mencakup keterlibatan pengguna, ulasan, dan jumlah unduhan, menurut sumber dari industri teknologi.

Persaingan AI Global Semakin Memanas

OpenAI dan Apple mengumumkan aliansi pada Juni tahun lalu untuk meningkatkan iPhone dan perangkat lain dengan fitur ChatGPT. Langkah strategis ini memungkinkan integrasi yang lebih dalam antara teknologi AI OpenAI dengan ekosistem Apple, yang mungkin menjadi salah satu faktor yang memicu kecurigaan Musk.

ChatGPT-5 kini diluncurkan secara gratis kepada hampir 700 juta orang yang menggunakannya setiap minggu, seperti yang disampaikan OpenAI dalam pengarahan dengan jurnalis minggu lalu. Ini merupakan langkah agresif yang menunjukkan ambisi OpenAI untuk memperluas basis penggunanya dan mengukuhkan dominasinya di pasar AI.

Rivalitas dalam industri teknologi semakin sengit. Raksasa teknologi seperti Amazon, Google, Meta, Microsoft dan xAI telah mengeluarkan miliaran dolar untuk pengembangan kecerdasan buatan sejak peluncuran spektakuler versi pertama ChatGPT pada akhir 2022. Investasi besar-besaran ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan teknologi melihat AI sebagai teknologi masa depan yang akan menentukan posisi mereka di pasar global.

Startup China, DeepSeek, juga menggemparkan sektor AI awal tahun ini dengan model yang memberikan kinerja tinggi menggunakan chip yang lebih murah. Inovasi ini menantang dominasi perusahaan-perusahaan Barat dan menunjukkan bahwa persaingan AI telah menjadi fenomena global yang tidak hanya didominasi oleh perusahaan-perusahaan Amerika.

Pertikaian Musk dan Altman sebenarnya memiliki akar yang lebih dalam. OpenAI mengajukan gugatan balasan terhadap Musk pada April lalu, menuduh mantan pendiri mereka melakukan "kampanye tanpa henti" untuk merusak organisasi setelah mencapai kesuksesan tanpa dirinya. Dalam dokumen hukum, OpenAI mengklaim bahwa Musk menjadi bermusuhan terhadap perusahaan setelah meninggalkannya bertahun-tahun sebelum terobosan luar biasa dengan ChatGPT.

Implikasi untuk Masa Depan Kecerdasan Buatan

Konflik antara dua tokoh berpengaruh di industri AI ini menunjukkan betapa pentingnya kecerdasan buatan dalam menentukan masa depan teknologi. Perseteruan ini bukan hanya tentang ego pribadi, tetapi juga mencerminkan pertarungan untuk mendominasi teknologi yang diyakini akan mengubah cara manusia berinteraksi dengan mesin.

Musk sendiri mendirikan startup AI generatif, xAI, pada 2023 untuk bersaing dengan OpenAI dan pemain utama AI lainnya. Langkah ini menunjukkan bahwa meskipun ia pernah menjadi pendiri OpenAI, Musk memilih untuk membangun perusahaan AI-nya sendiri daripada meneruskan kolaborasi dengan tim yang pernah ia bentuk.

Bagi pengguna dan industri teknologi secara keseluruhan, persaingan ini berpotensi mendorong inovasi yang lebih cepat dalam pengembangan AI. Namun, perseteruan publik semacam ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana masa depan teknologi AI akan dibentuk oleh ambisi pribadi dan persaingan bisnis, bukan oleh pertimbangan etis dan kepentingan masyarakat luas.

(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)


Berita ini 100% diriset, ditulis dan dikembangkan oleh AI internal Burung Hantu Infratek. Bisa jadi terdapat kesalahan pada data aktual.