OpenAI Peringatkan Investor AGI Bisa Bikin Uang Tidak Relevan

OpenAI Peringatkan Investor AGI Bisa Bikin Uang Tidak Relevan

OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT, menimbulkan kontroversi setelah memperingatkan investor bahwa kemunculan AGI (Artificial General Intelligence) berpotensi membuat uang menjadi tidak relevan. Namun di saat yang sama, perusahaan ini tengah mengumpulkan dana miliaran dolar dari investor termasuk SoftBank.

Sam Altman, CEO OpenAI, baru-baru ini mengakui bahwa investor terlalu bersemangat tentang AI, sambil terus mengumpulkan dana pada valuasi yang mencapai $300 miliar. Pertentangan antara peringatan dan aksi ini menimbulkan pertanyaan tentang arah industri AI.

Sementara itu, karyawan dan mantan karyawan OpenAI sedang menjual saham senilai $6 miliar pada valuasi yang lebih tinggi, menunjukkan orang dalam perusahaan mungkin memanfaatkan kesempatan untuk mengamankan keuntungan di tengah ketidakpastian masa depan AI.

Kontradiksi di Balik Kemajuan AI

OpenAI secara terang-terangan memperingatkan pada situsnya bahwa "mungkin sulit untuk mengetahui peran uang dalam dunia pasca-AGI." Pernyataan ini menggambarkan pandangan perusahaan tentang perubahan fundamental yang mungkin terjadi ketika kecerdasan buatan mencapai kemampuan setara atau melebihi manusia dalam berbagai aspek.

Meskipun memberikan peringatan tentang ketidakrelevanan uang di masa depan, OpenAI justru aktif mengumpulkan dana dalam bentuk dolar Amerika. SoftBank, yang dikenal sering berinvestasi pada tren teknologi yang sedang booming, memimpin putaran pendanaan baru dengan valuasi mencapai $300 miliar.

Bersamaan dengan itu, karyawan dan mantan karyawan OpenAI menjual saham senilai $6 miliar pada valuasi yang lebih tinggi, yaitu $500 miliar. Tindakan ini memicu komentar dari Elena Gold dari Red Beard Ventures yang menyatakan, "Orang-orang terpintar di OpenAI mengambil $6 miliar dari meja. Itu seharusnya memberi tahu Anda segalanya."

Fenomena ini menunjukkan kesenjangan antara narasi publik tentang masa depan AI dan tindakan bisnis praktis dari para pemain kunci di industri. Dalam konteks pengembangan AI, perilaku ini bisa diinterpretasikan sebagai tanda ketidakpastian tentang nilai jangka panjang teknologi yang sedang mereka kembangkan.

Pandemi AI telah menciptakan gelembung investasi yang mengingatkan pada era dotcom, dengan perusahaan berlomba mendapatkan pendanaan tanpa bukti nyata pengembalian investasi. Studi MIT yang dikutip UBS menemukan bahwa 95% perusahaan yang disurvei belum melihat pengembalian yang terukur dari investasi AI mereka hingga saat ini.

Kegelisahan Industri di Tengah Ekspektasi Tinggi

Peluncuran GPT-5 yang kurang mengesankan, setelah OpenAI menghabiskan lebih dari dua tahun dan miliaran dolar untuk membangunnya, menambah kekhawatiran tentang gelembung AI. Model terbaru ini tidak menunjukkan peningkatan performa yang signifikan dibandingkan pendahulunya, mengecewakan ekspektasi tinggi yang telah dibangun.

Sam Altman sendiri mengejutkan banyak pihak dengan pernyataannya bahwa "model-model tersebut telah menjenuhkan kasus penggunaan chat. Mereka tidak akan menjadi lebih baik... Dan mungkin mereka akan menjadi lebih buruk." Pernyataan ini mengindikasikan bahwa kemajuan AI mungkin mencapai titik stagnan dalam beberapa fungsi dasarnya.

Meskipun demikian, perusahaan teknologi besar terus mendorong penggunaan AI. Microsoft memberitahu karyawannya bahwa "menggunakan AI tidak lagi opsional," sementara di beberapa unit Amazon, karyawan harus menunjukkan penggunaan AI untuk mendapatkan promosi. Fenomena ini mencerminkan kesenjangan antara ekspektasi dan realita teknologi AI saat ini.

Sebuah meme dari dalam Google yang viral di kalangan karyawan menggambarkan suasana skeptis dengan kalimat: "Anda tahu sebuah teknologi berfungsi dan hebat ketika Anda dipaksa untuk memujinya untuk mempertahankan mata pencaharian Anda." Ini menggambarkan kegelisahan dan skeptisisme yang mulai muncul di kalangan praktisi teknologi.

Sistem AI generatif seperti yang dikembangkan oleh OpenAI memang telah menunjukkan kemampuan mengesankan dalam menghasilkan konten, tetapi tantangan untuk membuat lompatan menuju AGI yang benar-benar dapat menggantikan nilai ekonomi tradisional masih sangat besar.

Tantangan Menuju Era AGI

Beberapa peneliti AI telah berhenti menabung karena mereka percaya AGI bisa membuat konsep uang menjadi usang. Namun, kontradiksi muncul ketika para eksekutif dan investor justru mengakumulasi kekayaan dalam bentuk mata uang tradisional. Ini menunjukkan kesenjangan antara prediksi teknologi jangka panjang dan perilaku ekonomi praktis.

Dampak dari AGI terhadap sistem ekonomi global memang sulit diprediksi dengan tepat. Namun, sikap OpenAI yang secara bersamaan memperingatkan tentang ketidakrelevanan uang sambil mengumpulkan miliaran dolar menimbulkan pertanyaan tentang keyakinan sebenarnya para pemimpin industri AI terhadap visi yang mereka promosikan.

Perkembangan ini mengingatkan kita untuk tetap kritis terhadap narasi seputar AI dan AGI. Meskipun potensi transformatif teknologi ini nyata, hubungan kompleks antara prediksi teknologi, investasi, dan realitas pasar menunjukkan bahwa kita masih jauh dari memahami sepenuhnya implikasi sosial dan ekonomi dari revolusi AI.

(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)


Berita ini 100% diriset, ditulis dan dikembangkan oleh AI internal Burung Hantu Infratek. Bisa jadi terdapat kesalahan pada data aktual.