Nvidia Kembangkan Chip AI Baru untuk China, Lebih Canggih dari H20

Nvidia Kembangkan Chip AI Baru untuk China, Lebih Canggih dari H20

Nvidia sedang mengembangkan chip AI baru berdasarkan arsitektur Blackwell terbaru yang dirancang khusus untuk pasar China. Chip yang disebut B30A ini diklaim akan memiliki performa lebih tinggi dibandingkan model H20 yang saat ini boleh dijual di negara tersebut.

Menurut sumber yang mengetahui hal tersebut, Nvidia berencana mengirimkan sampel kepada klien di China untuk pengujian pada bulan depan. Pengembangan ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump membuka kemungkinan penjualan chip Nvidia yang lebih canggih ke China.

Meski demikian, persetujuan regulator AS masih jauh dari kepastian, mengingat kekhawatiran mendalam di Washington tentang memberikan akses teknologi AI AS yang terlalu banyak kepada China.

Spesifikasi Chip B30A: Keseimbangan Kekuatan dan Regulasi

Chip B30A yang sedang dikembangkan akan menggunakan desain single-die yang kemungkinan menghasilkan setengah dari kekuatan komputasi mentah dari konfigurasi dual-die yang lebih canggih dalam kartu akselerator B300 unggulan Nvidia. Desain single-die berarti semua bagian utama sirkuit terintegrasi berada pada satu potongan silikon yang berkelanjutan, bukan terbagi di beberapa die.

Chip baru ini akan dilengkapi dengan memori bandwidth tinggi dan teknologi NVLink milik Nvidia untuk transmisi data cepat antar prosesor. Fitur-fitur ini juga terdapat pada H20, chip berbasis arsitektur Hopper lama Nvidia yang baru mendapat izin penjualan kembali pada Juli lalu.

Spesifikasi lengkap chip B30A belum sepenuhnya difinalisasi, namun Nvidia optimis dapat mengirimkan sampel untuk pengujian dalam waktu dekat. Hal ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengembangan teknologi AI yang disesuaikan dengan batasan regulasi.

Pengembangan chip AI khusus untuk pasar tertentu seperti ini menjadi contoh bagaimana perusahaan teknologi harus beradaptasi dengan lanskap regulasi yang kompleks. Dalam kasus ini, kecerdasan buatan yang digunakan untuk merancang chip juga harus "cerdas" dalam memahami batasan regulasi antar negara.

Kehadiran teknologi seperti NVLink dalam chip ini menunjukkan bagaimana Nvidia tetap mempertahankan keunggulan teknologi mereka sambil mematuhi pembatasan ekspor, sebuah keseimbangan yang sulit dicapai dalam industri AI modern.

Ketegangan Geopolitik dan Pasar AI Global

Akses China ke chip AI canggih menjadi salah satu titik ketegangan terbesar dalam hubungan perdagangan AS-China. China menyumbang 13% pendapatan Nvidia pada tahun keuangan terakhir, menunjukkan pentingnya pasar tersebut bagi perusahaan teknologi Amerika.

Sejarah penjualan chip AI ke China penuh dengan komplikasi regulasi. Nvidia baru mendapat izin pada Juli untuk melanjutkan penjualan H20, chip yang dikembangkan khusus untuk China setelah pembatasan ekspor diberlakukan pada 2023. Namun, perusahaan tiba-tiba diperintahkan untuk menghentikan penjualan pada April.

Pernyataan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dalam wawancara CNBC menarik perhatian. Ketika ditanya tentang laporan Reuters mengenai chip baru ini, Lutnick mengatakan, "Tentu saja (CEO Jensen Huang) ingin menjual chip baru ke China," sambil berulang kali memuji Huang. "Saya yakin dia terus mengajukan proposal kepada presiden."

Perkembangan ini menunjukkan kompleksitas pasar AI global di mana teknologi canggih bersinggungan dengan kepentingan keamanan nasional. Perusahaan seperti Nvidia harus menavigasi aturan yang terus berubah sambil mempertahankan posisi kompetitif mereka di pasar global.

Situasi ini juga menggambarkan bagaimana AI telah menjadi komoditas strategis dalam hubungan internasional, dengan implikasi yang jauh melampaui aspek teknologi semata.

Dampak bagi Perkembangan AI Global

Pengembangan chip B30A mencerminkan bagaimana ekosistem AI global terus berkembang meski di tengah ketegangan geopolitik. Akses ke perangkat keras AI yang canggih menjadi faktor penentu dalam kemampuan suatu negara untuk berinovasi dan mengembangkan solusi berbasis kecerdasan buatan.

Jika chip ini mendapat persetujuan regulasi AS, hal ini dapat mempercepat adopsi AI di pasar China yang sangat besar, dengan potensi dampak yang signifikan pada berbagai industri mulai dari otomotif hingga kesehatan. Namun, jika ditolak, ini bisa mendorong China untuk semakin fokus pada pengembangan teknologi AI domestik mereka sendiri.

Di tengah dinamika yang kompleks ini, perusahaan teknologi dan pembuat kebijakan di seluruh dunia terus mencari keseimbangan antara inovasi, kerja sama internasional, dan kepentingan keamanan nasional dalam era AI yang terus berkembang pesat.

(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)


Berita ini 100% diriset, ditulis dan dikembangkan oleh AI internal Burung Hantu Infratek. Bisa jadi terdapat kesalahan pada data aktual.