Microsoft Bakal Bikin Copilot "Menua" Seperti Manusia

Microsoft Bakal Bikin Copilot "Menua" Seperti Manusia

CEO AI Microsoft, Mustafa Suleyman, menggemparkan dunia teknologi dengan visi revolusionernya tentang asisten AI Copilot yang akan "menua" layaknya manusia. Fitur baru Copilot Appearance yang mulai diperkenalkan minggu ini bakal membuat AI memiliki "ruangan tempat tinggal" dan identitas permanen.

Pernyataan kontroversial Suleyman muncul di tengah kekhawatiran global tentang dampak chatbot yang terlalu manusiawi, termasuk kasus gugatan hukum terhadap platform Character.AI akibat kematian seorang remaja. Microsoft bergerak hati-hati dalam peluncuran fitur ini, membatasinya hanya untuk pengguna terpilih di AS, Inggris, dan Kanada.

Rencana personalisasi AI ini juga mengisyaratkan perubahan besar pada antarmuka Windows di masa depan, dengan Suleyman secara terbuka mengkritik tampilan desktop saat ini sebagai "berisik" dan "jelek", serta mengungkapkan kerinduannya akan lingkungan kerja yang "lebih tenang dan sederhana".

Copilot Bakal Tumbuh dan Berkembang

Mustafa Suleyman, CEO divisi AI Microsoft yang juga merupakan salah satu pendiri Google DeepMind, memiliki visi radikal untuk masa depan asisten digital. Dalam wawancaranya di acara The Colin & Samir Show, Suleyman mengungkapkan bahwa Copilot akan memiliki identitas permanen dan kehadiran yang nyata dalam kehidupan penggunanya.

"Copilot akan memiliki semacam identitas permanen, kehadiran, dan akan memiliki ruangan tempat tinggalnya, serta akan menua," ujar Suleyman dengan antusias. Pernyataan ini menjadi indikasi kuat bahwa Microsoft berencana mengubah paradigma interaksi manusia-komputer secara fundamental.

Konsep "digital patina" atau lapisan digital yang terbentuk seiring waktu menjadi fokus utama Suleyman. Ia mengakui bahwa dunia digital saat ini tidak memiliki kesan penuaan, padahal menurutnya, benda-benda yang ia sukai di dunia nyata adalah yang sudah sedikit aus atau tergores, memiliki tanda-tanda penggunaan.

Manifestasi awal dari visi ini adalah fitur Copilot Appearance yang mulai diperkenalkan minggu ini. Microsoft mendeskripsikannya sebagai "eksperimen yang memberikan cara visual baru untuk mengobrol dengan Copilot, didukung oleh ekspresi real-time, suara, dan memori percakapan."

Karakter virtual Copilot ini akan tersenyum, mengangguk, dan bahkan terlihat terkejut tergantung pada percakapan yang berlangsung. Fitur ini mengingatkan pada animasi Cortana yang pernah ada di China, namun dengan kemampuan interaksi yang jauh lebih canggih berkat kemajuan teknologi AI.

Langkah Hati-Hati di Tengah Kontroversi

Peluncuran Copilot Appearance dilakukan Microsoft dengan sangat hati-hati, kemungkinan besar karena meningkatnya kekhawatiran tentang dampak chatbot konversasional yang terlalu manusiawi. Beberapa platform sejenis telah dilaporkan mengirimkan pesan berbahaya kepada remaja, menciptakan kekhawatiran serius tentang dampak psikologis teknologi ini.

Kasus paling mencolok adalah gugatan terhadap Character.AI setelah kematian seorang remaja yang terobsesi dengan chatbot. Platform tersebut digambarkan sebagai "tidak masuk akal berbahaya" dalam gugatan tersebut. Fenomena ini mencerminkan bagaimana chatbot AI semakin banyak digunakan sebagai pengganti hubungan manusia - sebagai pasangan, orang tua, bahkan untuk mengatasi kesedihan kehilangan orang tercinta.

Microsoft membatasi akses awal Copilot Appearance hanya untuk subset pengguna di Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada melalui Copilot Labs. Pendekatan bertahap ini memungkinkan perusahaan untuk memantau dan mengevaluasi dampak fitur sebelum diluncurkan secara luas.

Langkah ini juga menunjukkan kesadaran Microsoft akan tanggung jawab etis dalam pengembangan AI, terutama yang memiliki karakteristik manusiawi. Keseimbangan antara inovasi dan keamanan pengguna menjadi pertimbangan utama dalam strategi peluncuran fitur baru ini.

Di tengah kecemasan publik tentang kemampuan AI untuk memanipulasi emosi manusia, Microsoft tampaknya berusaha membangun kepercayaan dengan menunjukkan kehati-hatian dalam setiap langkah pengembangan Copilot.

Masa Depan Desktop Windows

Di luar aspek personalisasi Copilot, Suleyman juga memberikan petunjuk menarik tentang arah pengembangan antarmuka Windows di masa depan. Dengan sangat jujur, ia mengungkapkan ketidaksukaannya pada tampilan desktop saat ini, menyebutnya "berisik", "terlalu neon", dan "jelek".

Kritik terbuka ini dari seorang eksekutif senior Microsoft menandakan kemungkinan perubahan signifikan pada pengalaman pengguna Windows. Suleyman mengungkapkan keinginannya akan "lingkungan kerja yang lebih tenang, sederhana, dan optimal" serta menyebutkan bahwa ia sedang memikirkan cara untuk meningkatkan "workshop"-nya di masa depan.

Pernyataan ini bisa menjadi petunjuk perubahan besar pada aplikasi Copilot di Windows atau bahkan perubahan lebih luas pada PC Copilot Plus buatan Microsoft. Visi Suleyman tentang antarmuka yang lebih minimalis dan kurang mengganggu mungkin akan membentuk evolusi Windows dalam beberapa tahun mendatang.

Sebagai contoh personal, Suleyman menyebutkan bahwa ia telah mengustomisasi UI ponselnya sedemikian rupa untuk menghindari gangguan, menggunakan tema hitam putih dengan sedikit warna merah muda agar elemen lain tidak mengganggu, dan menyederhanakan layar utamanya hanya dengan dua atau tiga aplikasi utama.

Pendekatan personalisasi ekstrem yang diterapkan Suleyman pada perangkatnya sendiri memberikan gambaran tentang filosofi desain yang mungkin akan memengaruhi produk-produk Microsoft di masa depan - minimalis, tidak mengganggu, dan berfokus pada produktivitas.

(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)