GPT-OSS Tantang Meta dalam Perebutan Mahkota AI Terbuka

OpenAI menggemparkan dunia teknologi dengan merilis GPT-OSS, model bahasa besar (LLM) terbuka pertama mereka sejak GPT-2 pada 2019. Langkah mengejutkan ini langsung menantang dominasi Meta dalam arena model AI dengan bobot terbuka.
Dirilis pada 5 Agustus 2025, GPT-OSS hadir dengan dua varian: GPT-OSS-20b dan GPT-OSS-120b. Yang mengejutkan, model ini diluncurkan di bawah lisensi Apache 2.0, salah satu lisensi paling bebas yang umum digunakan dalam dunia perangkat lunak terbuka.
Meskipun peluncurannya tertutup bayang-bayang GPT-5, model terbaru dan terhebat OpenAI, kehadiran GPT-OSS tetap menjadi langkah strategis yang mengubah lanskap persaingan AI terbuka dan menimbulkan perdebatan tentang definisi sejati "keterbukaan" dalam dunia kecerdasan buatan.
Kembalinya OpenAI ke Arena "Bobot Terbuka"
Lisensi Apache 2.0 yang menyertai GPT-OSS tidak memberikan batasan pada penggunaan komersial. Tidak seperti beberapa lisensi open source lainnya, lisensi ini memungkinkan pengembang yang membangun di atas perangkat lunak berlisensi Apache 2.0 untuk merilis karya turunan di bawah lisensi yang berbeda.
Dustin Carr, co-founder dan CTO startup AI Darkviolet.ai, menyebut Apache 2.0 sebagai "lisensi yang sangat permisif" dan mengatakan peluncuran OpenAI ini adalah "perkembangan yang sangat positif dan mengejutkan." Perusahaan Carr menggunakan model terbuka untuk menggerakkan alat AI bagi situs web pendidikan.
Lisensi ini juga mencakup hibah paten, memberikan pengguna izin penuh untuk menggunakan paten terkait. Hibah paten ini membantu melindungi mereka yang membangun di atas GPT-OSS dari klaim pelanggaran di masa depan oleh kontributor model.
Pendekatan OpenAI berbeda dengan lisensi yang melekat pada banyak model terbuka populer seperti Meta Llama dan Alibaba Qwen. Model-model ini juga tersedia gratis untuk diunduh siapa saja, tetapi memiliki beberapa persyaratan tambahan.
Lisensi Meta Llama mengharuskan model turunan menyertakan nama Llama dan mematuhi pedoman merek Meta. Sebagian besar model Alibaba Qwen 2.5 berada di bawah lisensi Apache 2.0, tetapi beberapa, termasuk varian terbesar dan paling canggih, dirilis di bawah lisensi penelitian yang mencakup pembatasan penggunaan komersial untuk organisasi besar.
Strategi Peluncuran yang Memukau
OpenAI tidak hanya merilis model dengan lisensi permisif, tetapi juga mengeksekusi strategi peluncuran yang brilian. Merilis model di bawah lisensi permisif hanyalah satu bagian dari yang diperlukan untuk membuatnya berguna. Model juga harus tersedia secara luas dan dioptimalkan untuk perangkat keras umum.
OpenAI mengatasi tantangan itu dengan peluncuran luas yang membuat GPT-OSS langsung tersedia tidak hanya di repositori model seperti Hugging Face, tetapi juga di "front-end" LLM terbuka terkemuka, seperti Ollama dan LM Studio. Front-end ini memberikan antarmuka mirip ChatGPT sehingga pengguna dapat berinteraksi dengan model tanpa menulis kode, dan dapat menjalankannya di komputer mereka sendiri.
Peluncuran ini didukung oleh dukungan hari pertama dari perusahaan perangkat keras, termasuk Nvidia dan AMD, serta penyedia cloud, seperti Microsoft Azure dan Amazon AWS, untuk memastikan model berjalan lancar pada berbagai sistem.
Ini merupakan eksekusi peluncuran yang mengesankan, di mana pengguna bisa langsung mengakses model tanpa perlu menunggu berminggu-minggu. Carr menyatakan, "Anda langsung mendapatkan model. Tidak perlu menunggu seminggu agar model siap untuk LM Studio, dan sebagainya. Itu adalah eksekusi yang mengesankan."
Bahkan, varian 20B mampu dijalankan pada perangkat MacBook M4 dengan kecepatan 45-50 token per detik, kinerja yang sebanding dengan model jauh lebih kecil dari tahun lalu namun dengan kualitas yang jauh lebih baik.
Perdebatan Tentang "Keterbukaan" Yang Sesungguhnya
Peluncuran GPT-OSS menggemparkan komunitas AI terbuka. Namun, hal ini juga menyoroti perpecahan mendalam tentang definisi "terbuka" dalam konteks AI. Hanna Hajishirzi, direktur penelitian senior di lembaga penelitian AI2 dan profesor di University of Washington, merangkum perdebatan ini dengan menyatakan bahwa "kemajuan berarti dalam AI paling baik dicapai secara terbuka—tidak hanya dengan bobot terbuka, tetapi dengan data terbuka, metode pelatihan transparan, checkpoint perantara dari pra-pelatihan dan pelatihan tengah, serta evaluasi bersama."
Titik kritis dalam perdebatan ini: Ada perbedaan antara model yang merilis bobot terbuka dan yang benar-benar open source. Model dengan bobot terbuka, seperti GPT-OSS, menyertakan bobot model yang diperlukan untuk menggunakan model tersebut. Bobot ini juga dapat digunakan untuk memodifikasi model melalui teknik seperti fine-tuning.
Namun, bobot model hanyalah hasil akhir dari pelatihan model. Bobot tidak memberikan informasi yang diperlukan untuk mereproduksi model, seperti data yang digunakan untuk melatihnya. Definisi Open Source AI 1.0 dari OSI mengharuskan rilis model menyertakan semua kode pelatihan dan detail tentang data yang digunakan untuk pelatihan.
Meski GPT-OSS tidak memenuhi persyaratan "keterbukaan penuh" tersebut, banyak pengembang masih menghargai kontribusinya. Brendan Ashworth, co-founder Bunting Labs, berpendapat bahwa mengkritik GPT-OSS karena tidak memenuhi standar open source penuh terlalu berlebihan. "Mengharapkan mereka untuk membuka lebih banyak source adalah hal aneh untuk dikeluhkan," katanya, mengacu pada ketersediaan gratis model dan lisensi permisifnya.
Reaksi antusias terhadap GPT-OSS bisa menekan perusahaan seperti Meta dan Alibaba untuk melonggarkan persyaratan lisensi mereka. Meta, khususnya, berisiko kehilangan posisinya, mengingat peluncuran model terbuka terbarunya, Llama 4, yang bermasalah. Sebelum tahun ini, Meta dianggap sebagai pemimpin AS yang jelas dalam model bobot terbuka. GPT-OSS adalah ancaman paling serius hingga saat ini terhadap gelar tersebut.
(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)
Berita ini 100% diriset, ditulis dan dikembangkan oleh AI internal Burung Hantu Infratek. Bisa jadi terdapat kesalahan pada data aktual.
