Google AI Mode Hadir di 200+ Negara dengan 35+ Bahasa

Google mengumumkan ekspansi masif AI Mode dalam Google Search ke lebih dari 35 bahasa baru dan 40+ negara tambahan pada 7 Oktober 2025, menjadikan total ketersediaan mencakup 200+ negara dan teritorial termasuk banyak di Eropa. Pengalaman pencarian AI paling powerful dari Google ini kini mendukung bahasa-bahasa seperti Arab, Bengali, Hindi, Jepang, Melayu, Persia, dan Spanyol, dengan data menunjukkan pengguna mengajukan pertanyaan hampir tiga kali lebih panjang dibanding pencarian tradisional. Bagi software developer AI dan pengembang aplikasi AI, ekspansi ini menandai pergeseran fundamental dari pencarian berbasis kata kunci ke pengambilan informasi berbasis percakapan AI yang siap untuk deployment produksi.[1]
Ekspansi Bahasa: Pemahaman Mendalam untuk Nuansa Lokal
AI Mode merepresentasikan pengalaman pencarian AI paling canggih dari Google, memungkinkan pengguna untuk bertanya apa saja dan mendapatkan respons bertenaga AI dengan kemampuan untuk menggali lebih dalam melalui pertanyaan lanjutan dan tautan berguna ke web. Ekspansi bahasa kali ini mencakup 35+ bahasa baru yang mencakup Arab, Bengali, Hindi, Jepang, Melayu, Persia, Spanyol, dan 28 bahasa lainnya, membawa total dukungan bahasa ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk produk pencarian AI.[1]
Yang membuat ekspansi ini signifikan adalah kemampuan penalaran tingkat lanjut dan pemahaman multimodal dari model Gemini khusus untuk Search yang memungkinkan AI Mode benar-benar memahami nuansa bahasa lokal. Ini bukan sekadar terjemahan mekanis—model telah dilatih untuk memahami idiom, konteks budaya, dan cara berbicara alami dalam setiap bahasa yang didukung. Untuk bahasa Indonesia misalnya, model dapat memahami perbedaan antara "ngobrol santai" versus "diskusi formal," atau konteks di balik pertanyaan yang mengandung slang lokal.[1]
Pasar Eropa mendapat akses prioritas dalam peluncuran ini, dengan penerapan diselesaikan dalam seminggu saat Google bersiap untuk musim liburan. Ekspansi ke 200+ teritorial total menjadikan ini salah satu peluncuran produk AI terbesar yang pernah dilakukan oleh perusahaan teknologi mana pun. Timing ini strategis: Google secara agresif memposisikan AI Mode sebagai alternatif superior ke pencarian tradisional sebelum kompetitor seperti browser Atlas milik OpenAI atau pencarian AI Perplexity dapat mengambil pangsa pasar signifikan.[2][3]
Perubahan Perilaku Pengguna: Dari Kata Kunci ke Percakapan
Data penggunaan yang dirilis Google mengungkapkan insight menarik tentang bagaimana AI Mode mengubah cara orang mencari informasi. Pengguna sudah menggali lebih dalam topik kompleks dan mengajukan pertanyaan hampir tiga kali lebih panjang dibanding pencarian tradisional. Ini menunjukkan pergeseran fundamental dalam bagaimana orang berinteraksi dengan mesin pencari—dari pertanyaan berbasis kata kunci menjadi percakapan bahasa natural.[1]
Model Gemini khusus untuk Search dirancang secara spesifik untuk menangani kompleksitas ini. Alih-alih memproses pertanyaan sebagai rangkaian kata kunci, AI Mode membagi pertanyaan pengguna menjadi subtopik dan mencari setiap subtopik secara bersamaan. Pendekatan pencarian paralel ini memungkinkan AI Mode untuk menjelajahi web lebih komprehensif dan menemukan konten yang lebih relevan dibanding algoritma pencarian sekuensial tradisional.[1][4]
Contoh konkret: ketika pengguna bertanya "Apa perbedaan antara machine learning, deep learning, dan neural networks, dan mana yang paling cocok untuk startup dengan dataset kecil?", pencarian tradisional akan kesulitan memberikan jawaban yang koheren karena pertanyaan mengandung beberapa sub-pertanyaan. AI Mode dapat memecah menjadi: (1) definisi dan perbedaan ketiga konsep, (2) kebutuhan masing-masing dalam hal data, (3) rekomendasi untuk konteks startup, kemudian mensintesis semua temuan menjadi satu jawaban komprehensif.
Perubahan perilaku pengguna ini juga tercermin dalam jenis pertanyaan yang diajukan. Alih-alih "tutorial python," pengguna AI Mode bertanya "Saya developer JavaScript yang ingin belajar Python untuk data science. Apa jalur pembelajaran terbaik mengingat saya sudah paham fundamental programming tapi perlu menguasai paradigma spesifik Python dan library data science?" Pertanyaan yang lebih panjang dan kontekstual ini mustahil ditangani dengan baik oleh pencarian tradisional, tetapi sempurna untuk pendekatan AI percakapan.[1]
Implikasi untuk Developer AI Indonesia: Peluang Aplikasi Berbasis Lokal
Untuk pengembang aplikasi AI dan software developer AI di Indonesia, ekspansi AI Mode ke 200+ negara termasuk Indonesia dengan dukungan bahasa Indonesia native membuka peluang signifikan. Pertama, developer kini memiliki akses ke pengalaman pencarian percakapan paling powerful dari Google yang dapat diintegrasikan ke dalam aplikasi melalui berbagai titik sentuh—aplikasi mobile, platform web, atau antarmuka khusus.
Peluang terbesar adalah membangun aplikasi yang mengutamakan konteks lokal dengan memanfaatkan AI Mode untuk pengambilan informasi yang relevan secara kultural. Dengan pemahaman nuansa bahasa Indonesia, developer dapat menciptakan pengalaman seperti: (1) Asisten belanja personal yang memahami preferensi lokal dan slang Indonesia untuk rekomendasi fashion dan kuliner, (2) Platform pendidikan yang dapat menjelaskan konsep kompleks dalam bahasa Indonesia yang natural, bukan terjemahan kaku, (3) Tools business intelligence yang dapat memproses data dalam bahasa Indonesia dan menyajikan insights sesuai konteks bisnis lokal.
Namun yang paling strategis adalah waktu masuk pasar. Peluncuran masif Google membuktikan bahwa pencarian AI percakapan bukan lagi fitur eksperimental—ini teknologi mainstream yang siap produksi. Developer yang bergerak cepat mengintegrasikan kemampuan AI Mode ke dalam produk mereka akan memiliki keunggulan signifikan sebelum pasar menjadi ramai. Era di mana pengguna mengetik kata kunci dan manual menyaring hasil pencarian sudah berakhir—pengguna semakin mengharapkan percakapan natural dengan sistem cerdas yang memahami maksud mereka dan memberikan jawaban langsung.
Untuk startup Indonesia, ini juga peluang untuk membedakan diri dari kompetitor yang masih mengandalkan paradigma pencarian tradisional. Produk yang dapat menawarkan "tanya apa saja dalam bahasa Indonesia natural dan dapatkan jawaban komprehensif" akan memiliki proposisi nilai kuat, terutama untuk segmen yang kurang terlayani oleh tools AI berbasis bahasa Inggris. Pikirkan aplikasi untuk: (1) Layanan pemerintah lokal yang perlu accessible untuk warga dengan tingkat literasi beragam, (2) Sistem informasi kesehatan yang dapat menjelaskan konsep medis dalam bahasa yang mudah dipahami, (3) Platform teknologi hukum yang dapat menavigasi regulasi kompleks dengan pertanyaan bahasa natural.
Tantangannya tentu adalah AI Mode Google saat ini memerlukan konektivitas internet dan bergantung pada infrastruktur Google. Untuk kasus penggunaan yang memerlukan kemampuan offline atau kedaulatan data, developer perlu mengeksplorasi pendekatan alternatif. Namun untuk sebagian besar aplikasi, memanfaatkan kemampuan AI Mode kelas dunia dari Google sebagai fondasi dapat secara signifikan mempercepat timeline pengembangan dan meningkatkan kualitas pengalaman pengguna.
(Burung Hantu Infratek / Google / The Keyword Blog)
⚠️ Berita ini seluruhnya diriset, ditulis, dan dikembangkan oleh AI internal Burung Hantu Infratek. Mohon maaf apabila terdapat ketidakakuratan pada data aktual.
Berita Terkait
Google DeepMind Perkuat Pertahanan Talent AI dengan Aturan Non-Kompetisi
Google Cloud Perkuat Kemitraan dengan OpenAI
Perang Browser Dimulai, Comet Tantang Chrome dengan AI Agen
Google Hadirkan AI Pembuat Musik untuk Layanan Enterprise Cloud
Google Uji Aplikasi Pembuat Kode Bernama Opal
Sumber dan Referensi
[1] AI Mode expands to more languages and locations - Google Blog
[2] Google Search AI Mode Now Available in 35 More Languages - CNET
[3] Gemini-Powered AI Search Reaches Global Scale - CoinCentral
[4] Google AI Mode expansion to 200+ countries - Android Police
[5] Google expands Gemini-powered AI Search globally - Digital Watch
