Dana AI Milik Negara Indonesia Siap Dorong Perkembangan Teknologi

JAKARTA - Indonesia menyiapkan rencana 'Dana AI Milik Negara' (sovereign AI fund) sebagai strategi utama mendorong perkembangan kecerdasan buatan. Langkah strategis ini diambil untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat regional teknologi AI yang sedang berkembang pesat.
Berdasarkan dokumen strategi pemerintah sepanjang 179 halaman yang dilihat Reuters, dana ini akan dikelola oleh Danantara Indonesia, lembaga kekayaan negara yang mengendalikan aset senilai lebih dari 900 miliar dolar AS.
Strategi ini muncul saat negara-negara tetangga seperti Malaysia telah berhasil mengamankan investasi miliaran dolar dari perusahaan teknologi global yang ingin membangun infrastruktur kritis untuk memenuhi permintaan layanan cloud dan AI yang terus meningkat.
Indonesia Mengejar Ketertinggalan dalam Lomba AI Global
Pengembangan Dana AI Milik Negara ini merupakan bagian dari strategi besar Indonesia untuk mengejar ketertinggalan dalam perkembangan teknologi AI global. Sebagai negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar untuk penerapan teknologi kecerdasan buatan.
Rencana ini juga sejalan dengan target Indonesia untuk merilis peta jalan AI nasional pertamanya, sebagai upaya untuk menarik investasi asing. Peta jalan ini diharapkan akan menjadi panduan strategis pengembangan AI hingga tahun 2030.
Dokumen strategi tersebut menyebutkan bahwa "Indonesia saat ini berada dalam tahap awal adopsi AI". Pernyataan ini menunjukkan bahwa masih banyak ruang untuk pengembangan dan penerapan teknologi AI di berbagai sektor di Indonesia.
Dalam konteks regional, laporan Boston Consulting Group pada April lalu menyebutkan bahwa negara-negara ASEAN berpotensi mendapatkan keuntungan besar dari pengembangan AI, dengan kontribusi terhadap PDB berkisar antara 2,3% hingga 3,1% pada tahun 2027. Indonesia diprediksi akan melihat dampak tertinggi dalam hal pertumbuhan output domestik bruto secara absolut.
Perusahaan teknologi besar seperti Huawei dan GoTo, perusahaan teknologi terbesar di Indonesia, telah berkontribusi dalam penyusunan laporan strategi ini. Hal ini menunjukkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan sektor swasta dalam mendorong perkembangan AI di Indonesia.
Tantangan dan Strategi Pendanaan untuk Revolusi AI
Meskipun memiliki ambisi besar dalam pengembangan AI, Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi. Peta jalan tersebut merinci beberapa tantangan utama termasuk kurangnya talenta di bidang AI, rendahnya pendanaan penelitian, konektivitas yang tidak merata di luar kota-kota besar, serta risiko penyebaran informasi yang salah dan kebocoran data.
Untuk mengatasi tantangan pendanaan, strategi ini merekomendasikan model pendanaan publik-swasta untuk mendorong inisiatif AI Indonesia. Dana AI Milik Negara diperkirakan akan dibentuk antara tahun 2027 hingga 2029, meskipun jumlah dana yang dibutuhkan belum ditentukan secara spesifik.
Selain itu, strategi ini juga menyarankan peningkatan insentif fiskal untuk investor domestik di bidang AI. Langkah ini diharapkan akan mendorong lebih banyak investasi lokal dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan.
Perusahaan teknologi global seperti Nvidia dan Microsoft telah menunjukkan ketertarikan pada perkembangan AI di Indonesia. Kehadiran perusahaan-perusahaan raksasa teknologi ini dapat mempercepat adopsi dan pengembangan AI di Indonesia melalui transfer teknologi dan pengetahuan.
Kementerian Komunikasi dan Digital menyatakan bahwa dokumen strategi ini masih menunggu masukan dari publik sebelum finalisasi. Hal ini menunjukkan pendekatan inklusif pemerintah dalam merumuskan kebijakan terkait pengembangan AI.
Potensi Dampak Ekonomi dan Sosial dari Investasi AI
Investasi dalam teknologi AI memiliki potensi untuk memberikan dampak yang signifikan terhadap ekonomi dan masyarakat Indonesia. Penerapan AI dapat meningkatkan efisiensi di berbagai sektor, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga manufaktur dan pertanian.
Dengan penduduk lebih dari 270 juta jiwa dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin regional dalam pengembangan dan penerapan teknologi AI. Dana AI Milik Negara ini akan menjadi katalisator penting dalam mewujudkan ambisi tersebut.
Namun, keberhasilan inisiatif ini akan sangat bergantung pada implementasi yang efektif, kolaborasi yang kuat antara berbagai pemangku kepentingan, serta kemampuan untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada. Jika berhasil, Indonesia dapat memposisikan dirinya sebagai hub AI terkemuka di kawasan Asia Tenggara.
(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)
Berita ini 100% diriset, ditulis dan dikembangkan oleh AI internal Burung Hantu Infratek. Bisa jadi terdapat kesalahan pada data aktual.
