AKB48 Rilis Lagu Buatan AI

Girl band Jepang terkenal AKB48 merilis single yang diciptakan AI setelah fans lebih memilihnya dibanding lagu yang ditulis produser legendaris Yasushi Akimoto. Dalam kompetisi songwriting yang disiarkan televisi, lagu AI "Omoide Scroll" mengalahkan karya manusia dengan margin lebih dari 3000 suara. Kemenangan mengejutkan ini menandai momen bersejarah dalam industri musik di mana AI berhasil mencuri hati fans lebih dari kreator manusia berpengalaman puluhan tahun.
Duel Epik Manusia Vs AI di Industri Musik
AKB48, salah satu girl band terbesar Jepang dengan lebih dari 40 anggota, menciptakan sejarah dengan merilis single yang sebagian besar diciptakan artificial intelligence setelah memenangkan kompetisi songwriting yang disiarkan langsung di televisi. Kompetisi unik ini mempertemukan produser musik veteran Yasushi Akimoto, yang karyanya telah terjual lebih dari 100 juta kopi, melawan "AI Akimoto" yang dilatih menggunakan gaya penulisannya.
Kedua kontestan ditugaskan menciptakan lagu baru untuk AKB48 dalam rangka perayaan ulang tahun ke-20 grup tersebut. Fans diminta memilih lagu favorit mereka tanpa mengetahui mana yang diciptakan AI dan mana yang dibuat oleh Akimoto, yang telah bekerja dengan AKB48 sejak grup ini dibentuk pada 2005.
Hasilnya mengejutkan: lagu yang diciptakan AI berjudul "Omoide Scroll" (Gulungan Kenangan) meraih kemenangan dengan margin lebih dari 3000 suara. Ketika hasil diumumkan dalam siaran langsung, Akimoto bereaksi dengan terkejut: "Apa? Kamu bercanda!" serunya tidak percaya dengan kekalahan yang dialaminya.
Lagu tersebut kini telah dirilis di platform streaming sebagai single resmi ke-67 AKB48, sementara karya Akimoto "Cecile" telah dihapus dari YouTube. Industri musik Jepang kini mengamati dengan seksama bagaimana reaksi fans ketika mereka mengetahui bahwa lagu favorit mereka sebenarnya diciptakan oleh mesin.
Teknologi AI di Balik Kemenangan
AI Akimoto dikembangkan menggunakan Google Gemini yang telah dilatih dengan menganalisis gaya penulisan Yasushi Akimoto melalui artikel interview, buku, dan program televisi yang pernah diikutinya. Sistem ini kemudian menghasilkan lirik lagu baru dan bahkan memilih anggota AKB48 mana yang akan tampil dalam single tersebut, termasuk menentukan siapa yang menjadi center.
"Omoide Scroll" menggambarkan kisah patah hati di era smartphone dengan lirik yang menyentuh: "Aku menghentikan scrolling kenangan / Seperti cahaya baterai yang perlahan padam." Lagu ini memiliki gaya lebih modern dengan iringan electronic dance music yang ringan dan paduan suara grup.
Sementara itu, karya Akimoto "Cecile" mengusung gaya Motown dengan sentuhan Prancis, bercerita tentang seorang gadis yang terpesona pada sahabat perempuannya. Meski ditulis oleh produser yang telah menulis lebih dari 7000 lagu dan membentuk lanskap idol Jepang selama puluhan tahun, lagu ini kalah dari kreativitas artificial intelligence.
Menariknya, proses aransemen dan produksi tetap ditangani manusia, namun beberapa media Jepang melaporkan bahwa melodi juga kemungkinan dihasilkan oleh AI. Kedua lagu dipresentasikan secara anonim kepada publik untuk memastikan voting yang fair dan objektif.
Revolusi dalam Industri Musik
Kemenangan AI ini memicu perdebatan sengit tentang masa depan produksi musik dan kemungkinan lagu-lagu yang dihasilkan AI menjadi mainstream dalam industri hiburan Jepang. Para pengembang aplikasi AI musik dan Software Developer AI kini melihat peluang besar untuk mengembangkan teknologi serupa di berbagai genre musik lainnya.
Akimoto, yang dikenal sebagai "Jobs-nya dunia otaku" karena kemampuannya menciptakan grup idol populer seperti Onyanko Club di era 1980-an, mengakui bahwa eksperimen ini menunjukkan AI dapat menciptakan musik yang beresonansi secara emosional dengan pendengar. "Musik adalah tentang menyentuh hati orang," kata Akimoto. "Jika AI bisa melakukan itu, mungkin kita perlu memikirkan ulang apa arti menciptakan musik di era modern."
Representatif dari manajemen AKB48 menyatakan bahwa pilihan fans murni berdasarkan koneksi emosional mereka terhadap lagu, bukan mengetahui asal-usulnya. "Eksperimen ini menunjukkan bahwa AI dapat menciptakan musik yang beresonansi secara emosional dengan pendengar," ujar mereka.
Tantangan bagi Kreator Manusia
Kesuksesan "Omoide Scroll" menjadi pertanda bahwa era baru dalam produksi musik komersial sedang dimulai, di mana artificial intelligence memainkan peran yang lebih prominent. Hal ini menciptakan tantangan serius bagi produser musik tradisional dan pengembang aplikasi AI yang harus bersaing dengan kemampuan mesin yang terus berkembang.
Bagi AKB48 sendiri, ini menjadi momen krusial karena selama ini 53 single mereka sebelumnya selalu berhasil meraih posisi teratas di chart Oricon. Jika single AI ini gagal mempertahankan rekor tersebut, bisa jadi akan dianggap sebagai penolakan publik terhadap teknologi AI dalam musik.
(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)
Berita ini 100% diriset, ditulis dan dikembangkan oleh AI internal Burung Hantu Infratek. Bisa jadi terdapat kesalahan pada data aktual.
Sumber dan Referensi:
[2] Japanese girl group AKB48 release AI-assisted single after fan vote
[3] Japanese girl group AKB48 release AI-generated song after it wins fan vote
