AI Startup Raih Rp30 Miliar, Google Terancam Gulung Tikar!

Startup AI bernama Hall berhasil mengumpulkan dana pre-Seed sebesar $2 juta (sekitar Rp30 miliar) untuk mengembangkan solusi pemasaran era pasca-Google. Didukung oleh Blackbird, perusahaan ini siap merevolusi cara bisnis ditemukan dalam era AI chatbot.
Hall yang didirikan oleh mantan desainer Dovetail dan Atlassian, Kai Forsyth, menawarkan infrastruktur bagi bisnis untuk mengelola pemasaran mereka di tengah pergeseran drastis pola pencarian informasi konsumen yang kini didominasi platform AI.
Fenomena "The Great Decoupling" mengancam industri SEO bernilai $80 miliar lebih, seiring data Pew Research Centre menunjukkan pengguna semakin jarang mengklik sumber yang disitir dalam ringkasan AI, memicu revolusi baru dalam strategi pemasaran digital.
AI Mengubah Wajah Pemasaran Digital
Perubahan lanskap pemasaran digital saat ini bukan lagi sekadar tren sementara, melainkan transformasi fundamental yang dipicu oleh adopsi chatbot AI seperti ChatGPT, Perplexity, Google Gemini, dan Claude dari Anthropic. Teknologi-teknologi ini secara radikal mengubah cara konsumen mencari dan menemukan informasi tentang produk dan layanan.
Pew Research Centre dalam analisis terbarunya mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa pengguna Google kini jauh lebih jarang mengklik tautan sumber yang dikutip dalam ringkasan AI. Hal ini menyebabkan penurunan signifikan pada traffic pencarian organik, fenomena yang kemudian diberi julukan "The Great Decoupling".
Industri SEO yang selama ini bernilai lebih dari $80 miliar kini menghadapi ancaman serius. Selama bertahun-tahun, bisnis telah menginvestasikan sumber daya besar untuk mengoptimalkan peringkat pencarian mereka di Google, namun kini strategi tersebut mulai kehilangan efektivitasnya.
Google Search Console yang selama ini menjadi andalan para marketer digital kini perlahan mulai ditinggalkan. Para pelaku bisnis mulai mencari alternatif baru untuk memastikan produk dan layanan mereka tetap ditemukan oleh konsumen potensial dalam era AI.
Hall muncul sebagai solusi tepat waktu di tengah perubahan drastis ini. Dengan dana $2 juta yang baru diperoleh, startup ini berambisi membangun infrastruktur yang akan membantu bisnis beradaptasi dengan lanskap pemasaran baru yang didominasi AI.
Revolusi Pencarian Informasi di Era AI
Kai Forsyth, pendiri Hall, mengidentifikasi perubahan perilaku konsumen yang fundamental. Saat ini, ketika seseorang bertanya kepada AI tentang rekomendasi restoran atau perbandingan software, mereka sepenuhnya melewati mesin pencari tradisional. Namun sayangnya, bisnis tidak memiliki visibilitas bagaimana mereka direpresentasikan di berbagai platform AI tersebut.
Situasi yang lebih mengkhawatirkan terjadi ketika AI merekomendasikan kompetitor atau mendeskripsikan produk secara tidak akurat. Perusahaan saat ini tidak memiliki alat untuk memahami mengapa hal itu terjadi atau bagaimana cara meningkatkan kehadiran mereka dalam hasil AI.
Hall mendeskripsikan layanan mereka sebagai infrastruktur fundamental yang akan membantu perusahaan memahami bagaimana mereka muncul di berbagai platform AI. Layanan ini juga memungkinkan pelacakan bagaimana percakapan AI diterjemahkan menjadi hasil bisnis, serta mengoptimalkan kehadiran mereka dalam respons yang dihasilkan AI.
Menurut Forsyth, pergeseran dari pencarian tersentralisasi ke penemuan AI terdistribusi baru dimulai. Situasi ini menciptakan saluran pemasaran performa yang sepenuhnya baru dengan aturan berbeda, strategi optimasi berbeda, dan metrik kesuksesan yang berbeda pula.
Hall dengan percaya diri memposisikan diri sebagai platform yang akan dibutuhkan oleh setiap bisnis untuk sukses di dunia yang didominasi AI. Dengan dukungan dari Blackbird, startup ini siap membawa revolusi dalam industri pemasaran digital.
Masa Depan Pemasaran Digital Pasca-Google
Fenomena "The Great Decoupling" menandai titik balik dalam industri pemasaran digital yang selama ini didominasi Google. Para pelaku bisnis kini menghadapi realitas baru di mana strategi SEO konvensional tidak lagi menjamin keberhasilan dalam menjangkau konsumen.
Investasi sebesar $2 juta ke Hall menunjukkan kepercayaan investor terhadap perubahan fundamental ini. Blackbird, sebagai investor utama, tampaknya melihat potensi besar dalam solusi yang ditawarkan Hall untuk mengatasi tantangan pemasaran di era AI.
Dengan semakin berkembangnya teknologi AI dan semakin banyaknya pengguna yang beralih ke asisten AI untuk pencarian informasi, bisnis yang tidak beradaptasi berisiko tertinggal dalam persaingan. Hall hadir tepat waktu untuk membantu perusahaan menghadapi realitas baru ini dengan menyediakan infrastruktur yang diperlukan.
(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)
Berita ini 100% diriset, ditulis dan dikembangkan oleh AI internal Burhan Infratek. Bisa jadi terdapat kesalahan pada data aktual.
