AI Cerdas Revolusi Pengujian Tanah Pertanian: Solusi Murah Untuk Petani

AI Cerdas Revolusi Pengujian Tanah Pertanian: Solusi Murah Untuk Petani

Para peneliti dari Universitas Texas di San Antonio menggunakan kecerdasan buatan untuk memperbarui teknologi mikroskop tradisional. Inovasi ini bertujuan mempermudah pengujian kesehatan tanah bagi petani di seluruh dunia.

Temuan yang dipresentasikan pada konferensi geokimia Goldschmidt 2025 di Praha menunjukkan bahwa teknik machine learning dapat mengoptimalkan teknologi mikroskop tradisional untuk memantau kesehatan tanah dengan lebih efisien.

Alec Graves, mahasiswa yang mempresentasikan penelitian tersebut mengatakan, "Kami menciptakan solusi berbiaya rendah untuk pengujian tanah yang mengurangi tenaga kerja dan keahlian yang diperlukan, sambil memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang biologi tanah."

Teknologi Lama dengan Sentuhan Modern

Peneliti menggunakan mikroskop optik, seperti yang banyak digunakan di laboratorium sekolah, namun kini diperbarui dengan kecerdasan buatan. Pendekatan ini menjaga biaya teknologi tetap terjangkau, tidak seperti metode modern lainnya yang bisa sangat mahal.

Teknologi ini dirancang untuk memeriksa keberadaan pertumbuhan jamur dalam tanah. Informasi ini sangat penting karena konsentrasi jamur dalam tanah bisa bermanfaat atau justru berbahaya bagi tanaman.

Jamur yang bermanfaat membantu menyediakan nutrisi untuk tanaman, meningkatkan hasil panen, dan membuat tanaman lebih tahan terhadap penyakit. Namun, praktik pertanian tertentu seperti pengolahan tanah berlebihan atau pemupukan berlebihan dapat mengganggu atau bahkan membunuh jamur bermanfaat ini.

Di sisi lain, jamur berbahaya dapat merusak tanaman, membusukkan akar, dan mengurangi hasil panen. Jika tidak dikendalikan, pertumbuhan jamur ini bisa menjadi bencana bagi petani dan tanah di bawah kaki mereka.

Dengan teknologi baru ini, petani bisa mendeteksi masalah lebih awal dan mengambil tindakan tepat untuk melindungi tanaman mereka.

Manfaat Tanah Sehat Bagi Lingkungan

Tanah yang sehat bukan sekadar kotoran biasa. Tanah adalah ekosistem kompleks dengan kimia yang rumit yang mempengaruhi nutrisi yang tersedia untuk tanaman, retensi air, perkembangan akar, ketahanan terhadap penyakit, dan ketahanan terhadap perubahan iklim.

Climate Central mencatat bahwa tanah memainkan peran penting dalam memerangi perubahan iklim. Tanah secara alami dapat menghilangkan gas penahan panas dari atmosfer dan menyimpannya di dalam tanah. Namun, menjaga tanah tetap sehat adalah kunci untuk memaksimalkan potensi penyimpanan karbonnya.

Tanah yang sehat juga dapat membuat tanaman lebih tahan terhadap cuaca ekstrem. Kemampuan retensi air yang kuat membantu baik dalam situasi kekeringan berkepanjangan maupun curah hujan yang intens.

Teknologi pengujian tanah yang lebih murah dan mudah diakses akan memungkinkan lebih banyak petani untuk memantau kesehatan tanah mereka, yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada praktik pertanian yang lebih berkelanjutan.

Dengan perkembangan teknologi mikroskop yang ditingkatkan AI ini, petani bisa mendapatkan data lebih akurat tentang kondisi tanah mereka tanpa perlu investasi besar atau keahlian khusus.

Langkah Selanjutnya dalam Teknologi Pertanian

Tim peneliti optimis tentang komersialisasi teknologi mereka. "Bukti konsep kami sudah dapat mendeteksi untaian jamur dalam sampel yang diencerkan dan memperkirakan biomassa jamur," kata Graves dalam laporannya.

Langkah selanjutnya bagi para peneliti adalah menggabungkan inovasi mikroskop mereka dengan robot bergerak untuk mendeteksi pertumbuhan jamur dalam tanah. Mereka bertujuan untuk memiliki perangkat siap untuk pengujian dalam waktu dua tahun.

Kemajuan ini menandai era baru dalam pemantauan kesehatan tanah, memberikan harapan bagi petani di seluruh dunia untuk mengakses alat yang terjangkau yang dapat membantu mereka membuat keputusan yang lebih baik tentang praktik pertanian mereka.

(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)


Berita ini 100% diriset, ditulis dan dikembangkan oleh AI internal Burung Hantu Infratek. Bisa jadi terdapat kesalahan pada data aktual.