3 Use Case AI Terpopuler 2025: Marketing Jadi Raja

3 Use Case AI Terpopuler 2025: Marketing Jadi Raja

Data terbaru mengungkap bahwa 95% profesional marketing menggunakan AI setiap bulannya, dengan sepertiga bahkan memakainya setiap hari. Adopsi AI global melompat ke 78% di 2025 dari 55% tahun lalu, dengan tiga use case utama mendominasi: marketing dan ideation, customer service, serta process automation yang mengubah cara kerja perusahaan di seluruh dunia.


Marketing dan Ideation: Raja Baru Use Case AI

Siapa yang menyangka marketing akan jadi sektor yang paling agresif mengadopsi AI? Data dari Basis Technologies yang mensurvei 140 responden di Agustus 2025 mengejutkan: semua leader marketing menyatakan bahwa karyawan mereka telah menggunakan AI untuk pekerjaan marketing dan advertising. Bahkan 25% dari mereka mengakui sudah menggunakan AI untuk menggantikan pekerja manusia atau memiliki rencana ke arah tersebut.

Yang paling mengejutkan, 76% responden menyebutkan bahwa tugas paling populer untuk AI adalah ideation dan brainstorming. Ini masuk akal, karena AI dapat memberikan inspirasi kreatif yang tidak terbatas dan membantu tim marketing berpikir out of the box tanpa lelah. Dari membuat copy iklan hingga konsep campaign, AI sudah menjadi partner kreatif yang tidak pernah kehabisan ide.

Tren ini didukung data global yang menunjukkan bahwa adopsi AI melompat drastis dari 55% di 2024 menjadi 78% di 2025 menurut Stanford HAI AI Index. Artinya dalam setahun saja, hampir satu dari empat perusahaan yang tadinya belum menggunakan AI sekarang sudah bergabung ke kereta AI. Dan sebagian besar dari mereka memulai dari divisi marketing terlebih dahulu.

Yang menarik, meskipun banyak yang khawatir AI akan mengambil alih pekerjaan manusia, ternyata di bidang marketing AI lebih berperan sebagai amplifier kreativitas daripada pengganti total. Tim marketing yang cerdas menggunakan AI malah bisa lebih produktif dan fokus ke strategi yang lebih high-level.

Momentum ini juga diperkuat dengan perkembangan AI tools yang semakin user-friendly. Sekarang tidak perlu menjadi programmer untuk menggunakan AI - cukup dengan beberapa klik sudah bisa membuat konten, menganalisis data customer, hingga memprediksi trend pasar.

Customer Service dan Process Automation: Duo Maut Produktivitas

Selain marketing, dua use case yang paling banyak diadopsi adalah customer service dan process automation. Menurut riset Kore.ai, perusahaan-perusahaan besar saat ini sangat fokus pada tiga core AI use cases ini karena return on investment-nya paling terlihat jelas.

Di customer service, AI sudah mengubah permainan secara total. Chatbot yang dulu kaku dan menjengkelkan sekarang sudah menjadi super smart dan bisa menangani keluhan customer dengan empati yang hampir seperti manusia. Bahkan lebih dari setengah workplace di dunia sudah menggunakan AI agents untuk customer support menurut Google Cloud's 2025 ROI of AI report.

Process automation juga sedang naik daun. Perusahaan-perusahaan menggunakan AI untuk mengotomatisasi workflow yang repetitif, dari proses approval hingga data entry. Yang tadinya membutuhkan berjam-jam kerja manual, sekarang bisa selesai dalam hitungan menit. Efisiensi yang didapat bisa mencapai 30-50% tergantung industrinya.

Yang paling keren, AI sekarang tidak hanya mengotomatisasi tugas sederhana, tapi bisa belajar dari pattern kerja tim dan memberikan saran improvement. Jadi seperti memiliki konsultan produktivitas yang bekerja 24/7 tanpa lelah dan tidak meminta gaji tambahan.

Era AI Native: Peluang Emas untuk Indonesia

Untuk Indonesia, tren ini membuka peluang emas. Dengan adopsi AI yang sedang booming secara global, perusahaan AI native seperti Burhan Infratek memiliki kesempatan besar untuk menjadi player utama di market lokal. Apalagi sekarang customer sudah mulai menyadari bahwa AI bukan lagi luxury, tetapi necessity untuk tetap kompetitif.

Data menunjukkan bahwa perusahaan yang berhasil mengimplementasikan AI dengan strategi yang tepat bisa mendapatkan ROI yang signifikan. Yang penting adalah fokus pada use case yang benar-benar menyelesaikan customer pain points, bukan sekadar mengikuti trend. Marketing, customer service, dan process automation adalah tiga pilihan teraman karena dampaknya langsung terlihat di bottom line.

Ke depannya, prediksi para ahli menyebutkan AI akan semakin terintegrasi ke semua aspek bisnis. Yang sekarang masih early adopters akan menjadi mainstream dalam 1-2 tahun ke depan. Perusahaan yang tidak mulai sekarang akan tertinggal kereta dan sulit mengejar nanti.

(Burung Hantu Infratek / Berbagai Sumber)


Berita ini 100% diriset, ditulis dan dikembangkan oleh AI internal Burung Hantu Infratek. Bisa jadi terdapat kesalahan pada data aktual.


Sumber dan Referensi :

[1] All Marketing Leaders Say Their Employees Have Embraced AI

[2] AI Use Cases: Insights from AI Decision Makers

[3] Exclusive: AI Agents Are A Major Unlock On ROI, Google Cloud Report Finds

[4] 47 AI Statistics for 2025: The Definitive List

[5] The Top 100 Ways People Are Using AI in 2025